
Taipan RI Ramai-ramai Caplok Rumah Sakit, Semenarik Apa sih?

Sarana Meditama Metropolitan
Perusahaan yang pada akhir tahun lalu diakuisisi oleh Grup Emtek ini memiliki empat RS, yakni OMNI Hospitals Pulomas, OMNI Hospitals Alam Sutera, OMNI Hospitals Cikarang, dan OMNI Hospitals Pekayon.
Per akhir tahun lalu, keempat RS memiliki kapasitas mencapai 700 tempat tidur, 15 kamar operasi, dengan 284 dokter spesialis, dan 1.011 tenaga medis. Saat ini, OMNI Hospitals Group saat ini telah melayani lebih dari 3 juta pasien, dengan 30.000 operasi bedah.
Setelah sebelumnya pada semester I tahun 2020 sempat membukukan rugi bersih, pada semester I tahun 2021, perseroan berhasil mencetak laba bersihnya karena dorongan permintaan perawatan bagi pasien yang terkena virus corona (Covid-19).
SAME mencatatkan laba bersih sebesar Rp 98,64 miliar pada semester I-2021, dari sebelumnya pada semester I-2020 perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 47,45 miliar.
Hal ini karena kenaikan pendapatan jasa perseroanpada semester I-2021, yakni naik 103% menjadi Rp 438,12 miliar, dari sebelumnya pada semester I-2020 sebesar Rp 215,67 miliar.
Sejahteraraya Anugrahjaya
Mayapada Hospital didirikan oleh Mayapada Healthcare Group pada 1 Juni 2008, setelah mengambil alih kepemilikan Honoris Hospital yang berlokasi di Jl. Honoris Raya Kav. 6, Modern Land, Tangerang.
Hingga akhir 2020, Sejahteraraya memiliki 4 RS, yakni Mayapada Hospital Tangerang (MHTG), Mayapada Hospital Bogor BMC (MHBG), Mayapada Hospital South Jakarta (MHJS), Mayapada Hospital Kuningan (MHKN). Selain keempat RS tersebut, proyek Mayapada Hospital Surabaya (MHSB) ditargetkan selesai pada Oktober 2021. Secara total, kapasitas tempat tidur RS Mayapada mencapai 1.200 tempat tidur.
Perusahaan juga akan mendirikan Mayapada Hospital Bandung (MHBD) dengan topping off struktur direncanakan awal Januari 2022. Proyek ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022.
Sepanjang kuartal-I 2021, pendapatan SRAJ melesat 77,39% secara tahunan menjadi Rp 500,45 miliar. Perusahaan berhasil membalik rugi bersih Rp 9,42 miliar pada triwulan I 2020 menjadi laba bersih Rp 68,14 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Mitra Keluarga Karyasehat
MIKA awalnya berdiri pada 1989 dengan dibukanya rumah sakit bersalin sederhana berkapasitas 35 tempat tidur di bagian timur Jakarta. Lalu, secara resmi didirikan pada 1995, dengan nama PT Calida Ekaprana, sebelum menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat pada 2014.
Menurut materi presentasi perusahaan, per akhir Juni 2021 total jaringan RS milik MIKA mencapai 26 RS dengan total kapasitas 3.885 ranjang tidur. Sementara, terdapat 3.247 tempat tidur operasional, angka ini naik 7,1% dibandingkan semester I tahun lalu yang sebesar 3.033 unit.
Rencananya, MIKA akan membangun 6 RS baru di kawasan Jakarta Raya dan Surabaya dengan estimasi ranjang tidur 1.200 unit. Keenam RS tersebut ditargetkan akan beroperasi pada 2022 sampai 2024.
MIKA juga mempekerjakan 1.632 dokter (termasuk 1.345 dokter spesialis) dan 3.799 perawat dan staf medis.
Mengenai kinerja keuangan teranyar, sepanjang semester I tahun ini, pendapatan MIKA tumbuh 65,80% secara tahunan dari Rp 1,44 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 2,39 triliun pada periode yang sama 2021.
Sejurus dengan itu, laba bersih perusahaan juga naik signifikan sebesar 133,30% secara tahunan menjadi Rp 615,88 miliar per akhir Juni 2021.
Primaya Hospital
Tidak seperti perusahaan di atas, Primaya Hospital bukan termasuk emiten di bursa. Perusahaan ini awalnya didirikan oleh Prof dr Yos E Susanto, PhD dengan nama Rumah Sakit Global Medika di Tangerang. Kemudian, pada 2008 menggandeng RS Awal Bros yang dikelola oleh Arfan Awaloeddin membangun RS Global Awal Bros di Bekasi. Saratoga sendiri masuk ke Primaya pada 2016 untuk mengembangkan RS Awal Bros.
Nama Primaya Hospital merupakan transformasi dan bentuk baru dari RS Awal Bros. Perubahan nama ini dilakukan pada Maret tahun lalu. Saat ini, RS Primaya memiliki 13 cabang RS, di antaranya Primaya Hospital Tangerang, Primaya Hospital Inco Sorowako, dan Primaya Hospital Karawang.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, pada semester I-2021 Saratoga terus mendorong sejumlah perusahaan portofolio investasi untuk mengembangkan bisnis ke daerah baru.
Dia mencontohkan, Primaya Hospital di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya telah membuka tiga rumah sakit baru sejak awal tahun.
Ketiga rumah sakit tersebut adalah Primaya Hospital Bhakti Wara di Pangkal Pinang-Bangka Belitung, Primaya Hospital Sukabumi di Jawa Barat dan Primaya Hospital Pasar Kemis di Tangerang-Banten.
Asal tahu saja, Primaya Hospital menggenggam akreditasi berstandar internasional Joint Commission International (JCI) untuk 4 rumah sakitnya, tertinggi dibandingkan grup RS lainnya di Indonesia. Menurut penjelasan di website Saratoga, Primaya Hospital juga merupakan operator rumah sakit terbesar bagi BPJS.
NEXT: Prospek Bisnis RS
