Meski Nyungsep, Deretan Saham Bank Mini Ini Diborong Asing!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 September 2021 08:45
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah masuknya dana asing ke bursa, terdapat 5 saham bank mini atau bank BUKU II (KBMI 1, kelompok bank modal inti di bawah Rp 6 triliun) yang mencatatkan nilai beli bersih (net buy) asing tertinggi dalam sebulan terakhir perdagangan akumulatif.

Saat investor asing, dalam sebulan terakhir harga saham bank mini memang cenderung ambles, kendati sempat mencuat pascarilis Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 tahun 2021 mengenai Bank Umum di pertengahan Agustus lalu, yang juga mengatur mengenai bank digital.

Berikut ini 5 besar saham bank mini dengan nilai beli bersih asing tertinggi dalam sebulan.

5 Saham Bank Mini dengan Net Buy Asing Tertinggi Sebulan

Emiten

Kode Saham

Harga (Rp)

% Sebulan

Net Buy Asing (Rp)

Bank Neo Commerce

BBYB

1375

-12.70

247.23 M

BRI Agroniaga

AGRO

2170

-11.07

238.72 M

Bank MNC Internasional

BABP

354

-37.89

191.58 M

Allo Bank Indonesia

BBHI

2120

-22.91

12.72 M

Bank Capital Indonesia

BACA

424

-18.46

4.34 M

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Harga terakhir per 8 September 2021

Menilik data di atas, saham emiten bank yang disokong fintech Akulaku yakni PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan catatan net buy Rp 247,23 miliar di pasar reguler. Seturut dengan itu, harga saham BBYB malah 'longsor' 12,70% ke Rp 1.375/saham.

Seiring OJK merilis beleid baru soal bank digital pada 19 Agustus lalu, saham BBYB sempat melesat selama 3 hari beruntun.

Kabar teranyar, BBYB berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 2,5 triliun.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, aksi korporasi ini sudah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang dilaksanakan pada 28 Mei 2021.

Dengan rights issue tersebut, perseroan akan meningkatkan modal inti menjadi sebesar Rp 3 triliun di akhir tahun ini dan sudah memenuhi ketentuan syarat modal minimum bank oleh Otoritas Jasa Keuangan maksimal pada akhir Desember 2022.

Di bawah BBYB, saham PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) pun ramai dikoleksi asing, yakni dengan nilai beli bersih Rp 238,72 miliar dalam sebulan. Namun, seperti BBYB, saham AGRO merosot 11,07% ke posisi Rp 2.170/saham dalam kurun waktu 30 hari terakhir.

Terbaru, AGRO juga akan melaksanakan rights issue. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang tengah menunggu izin layanan digital dari OJK ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham. Jumlah tersebut setara dengan 9,96% saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.

Ketiga, saham bank milik Grup MNC, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) mencatatkan nilai net buy asing yang jumbo, yakni Rp 191,58 miliar. Masuknya asing, tampaknya tidak serta-merta mengangkat harga saham ini, lantaran dalam sebulan saham BABP anjlok 37,89% ke posisi Rp 354/saham.

Seperti ketiga emiten di atas, seiring dengan aturan pemenuhan modal inti oleh OJK, BABP juga berencana menambah modal melalui rights issue.

BABP menargetkan 14.234.614.922 saham seri B, dengan rasio 2:1 (dua saham lama akan mendapatkan satu HMETD), maksimal 33,33% dari total modal disetor setelah HMETD.

Dengan harga eksekusi HMETD sebesar Rp 318, BABP menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 4,5 triliun.

Manajemen BABP menjelaskan, seluruh dana hasil rights issue tersebut 100% akan digunakan untuk, pertama, untuk memperkuat struktur permodalan MNC Bank.

Kedua, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank dan akuisisi nasabah secara digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.

Ketiga, untuk pengembangan MotionBanking sebagai aplikasi perbankan layanan digital terintegrasi.

Sebelumnya, sentimen terbaru yang sempat membuat saham bank mini bergairah adalah terkait OJK yang telah merilis aturan baru mengenai Bank Umum pada Kamis (19/8). Peraturan bernomor POJK No. 12/POJK.03/2021 ini berisi 19 bab dan 160 pasal.

Salah satu yang diatur dalam POJK bernomor adalah bank digital yang tercantum di Bab IV dalam aturan ini.

Lebih rinci, OJK membolehkan Bank Digital beroperasi hanya 1 kantor fisik sebagai Kantor Pusat. Berikutnya, Bank Digital boleh beroperasi tanpa kantor fisik atau dapat menggunakan kantor fisik yang terbatas.

Sebagai pembeda dengan bank umum, OJK menetapkan 6 persyaratan bagi bank agar dapat disebut sebagai bank digital. Pertama, memiliki model bisnis dengan penggunaan teknologi yang inovatif dan aman dalam melayani kebutuhan nasabah. Kedua, memiliki kemampuan untuk mengelola model bisnis perbankan digital yang pruden dan berkesinambungan.

Ketiga, memiliki manajemen risiko secara memadai. Keempat, memenuhi aspek tata kelola termasuk pemenuhan Direksi yang mempunyai kompetensi di bidang teknologi informasi dan kompetensi lain sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan.

Adapun syarat kelima dan keenam adalah menjalankan perlindungan terhadap keamanan data nasabah dan memberikan upaya yang kontributif terhadap perkembangan ekosistem keuangan digital dan/atau inklusi keuangan.

Sebagai informasi, OJK tak lagi mengelompokkan bank berdasarkan BUKU (bank umum kelompok usaha), diganti dengan Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti atau KBMI berdasarkan POJK nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Bank Umum yang baru dirilis Kamis (19/8) dan diteken sejak 30 Juli 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular