Wow! Keluarga Sariaatmadja Mau Caplok RS Kedoya Nyaris Rp 1 T

Market - tahir saleh, CNBC Indonesia
09 September 2021 07:04
Eddy Sariaatmadja (Foto: Forbes) Foto: Eddy Sariaatmadja (Foto: Forbes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Grup Emtek milik keluarga Sariaatmadja, melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME), pengelola Omni Hospitals, berencana mengakuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), pengelola RS Grha Kedoya.

Sekretaris Perusahaan SAME Rahmiyati Yahya mengatakan perseroan sedang bernegosiasi untuk mengakuisisi saham terbesar Kedoya Adyaraya tersebut.

"Kami sedang merencanakan dan dalam tahap negosiasi untuk membeli mayoritas saham atau 66% saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/9/2021).

"Kami juga dalam negosiasi mengambilalih pengendalian atas RSGK dengan beberapa syarat pendahuluan yang harus dipenuhi terlebih dahulu," jelasnya.

Dia menegaskan, tujuan dari rencana akuisisi ini adalah untuk memperluas pelayanan kesehatan SAME di Indonesia. Rencana akuisisi ini akan memperluas kegiatan usaha SAME dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit di Indonesia.

Manajemen SAME menegaskan RSGK tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana termaktub dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pengumuman negosiasi pembelian ini terjadi bersamaan dengan tanggal pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) RSGK pada Rabu kemarin (8/9/2021).

Mengacu prospektusnya, harga penawaran saham RSGK adalah senilai Rp 1.720/saham dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 1.859.400 lot saham (185.940.000 saham) sehingga perseroan meraih dana mencapai Rp 319,82 miliar. 

Prospektus Kedoya AdyarayaFoto: Prospektus Kedoya Adyaraya
Prospektus Kedoya Adyaraya

Data BEI mencatat, pada perdagangan Rabu kemarin, saham RSGK melesat auto reject atas (ARA) 25% di Rp 2.150/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2 triliun.

Jika mengacu pada prospektus, total jumlah saham yang beredar RSGK setelah IPO mencapai 929.675.000 saham, terbagi atas PT Medikatama Sejahtera 40% (371.870.000), PT Bestama Medikacenter Investama (BMI) 22% (204.525.000), PT United Gramedo (UG) 18% (167.340.000), dan publik sebanyak 20% (185.940.000).

Dengan asumsi 60% saham yang akan diambil oleh Grup Emtek lewat Omni Hospitals, maka Emtek akan membeli sebanyak 557.805.000 saham. Belum diketahui harga berapa yang akan dipakai oleh Emtek dalam negosiasi ini, apakah harga IPO (Rp 1.720), di bawah harga IPO (Rp 1.500/saham saat pembentukan harga), atau harga penutupan pasar Rabu kemarin (Rp 2.150). 

Jika memakai asumsi harga IPO Rp 1.720/saham, maka Emtek setidaknya bisa merogoh kocek Rp 959 miliar. Adapun bila mengacu pada harga penutupan Rabu kemarin, Rp 2.150/saham maka dana yang bisa digelontorkan Emtek bisa mencapai Rp 1,20 triliun.

Sebelumnya di tahun lalu, Emtek sudah mencaplok 71,88% saham SAME pada 30 November 2020 di mana Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham SAME dengan harga Rp 137 per saham, sehingga Emtek menggelontorkan dana Rp 581,01 miliar.

Setelah SAME dibeli, dilakukan konsolidasi bisnis rumah sakit dengan langkah SAME mengakuisisi lagi 99,99% saham PT Elang Medika Corpora (EMC), pengelola rumah sakit EMC, yang dimiliki Emtek, guna mensinergikan bisnis ini dalam satu grup.

Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi, dengan harga pembelian senilai Rp 1,35 triliun," ungkap manajemen SAME, dalam keterbukaan informasi, Jumat (7/5/2021).

Di sisi lain, Kedoya Adyaraya adalah perusahaan pengelola rumah sakit yang dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak dari taipan The Ning King.

Prospektus PT Kedoya Adyaraya TbkFoto: Prospektus PT Kedoya Adyaraya Tbk
Prospektus PT Kedoya Adyaraya Tbk

Pemegang saham pengendali perseroan saat ini adalah Medikatama. Pihak yang merupakan pemilik manfaat dari perseroan (ultimate beneficial owner) adalah Hungkang Sutedja anak The Ning King taipan Indonesia yang punya banyak perusahaan yang berkutat di sektor tekstil, industri baja, properti, pertambangan, energi, dan pertanian di bawah bendera Agro Manunggal.

The Ning King juga masuk 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2017 versi Forbes dengan kekayaan bersih US$ 450 juta atau setara Rp 6,5 triliun.

Selain itu Hungkang Sutedja sendiri menjabat sebagai Komisaris Utama Kedoya Adyaraya dan juga secara paralel merupakan juga Direktur Utama PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP).

Saat ini PT Kedoya Adyaraya bergerak di bidang aktivitas rumah sakit swasta, praktik dokter umum, praktik dokter spesialis, aktivitas praktik dokter gigi, pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh paramedis, perdagangan eceran barang farmasi di apotek, dan aktivitas poliklinik swasta.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Induk Bukalapak Emtek Cetak Laba Rp 265 M, Ini Pemicunya


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading