Review

Daftar Terbaru 10 Bank Mini Gelar Rights Issue, Siap Serap?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
29 July 2021 09:10
kredivo
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank mini alias bank BUKU II (bank umum kelompok usaha dengan modal inti Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun) sedang ramai-ramai melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.

Kebanyakan bank mini tersebut menggelar rights issue dengan tujuan menambah modal berkaitan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan modal minimal bank Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan.

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia merangkum 10 bank mini yang sedang dan akan melakukan rights issue dalam waktu dekat.

1. Bank JTrust Indonesia (BCIC)

Pemegang saham PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) menyetujui rencana rights issue sebanyak 4.665.700 saham atau setara dengan 46,60% saham seri C dengan nominal Rp 100/saham.

Pelaksanaan rights issue ini ditujukan untuk meningkatkan modal dasar bank yang sebelumnya bernama Bank Century ini menjadi senilai Rp 20 triliun.

"Menyetujui mengubah seluruh saham portepel Perseroan menjadi saham seri C serta meningkatkan Modal Dasar Perseroan menjadi Rp 20 triliun," ungkap dokumen risalah hasil rapat yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (28/7/2021).

RUPS itu juga merestui penyetoran saham oleh Pemegang Saham Utama Perseroan yakni J Trust Co., Ltd., Jepang, J Trust Asia Pte. Ltd., Singapura dan PT JTrust Investments Indonesia bersama-sama dalam pelaksanaan HMETD yang dilakukan dengan kompensasi Komponen Ekuitas Lain dan Konversi Hak Tagih dari Pinjaman Subordinasi seluruhnya bersama-sama senilai Rp. 1.362.124.750.000 atau (Rp 1,36 triliun) dalam PMHMETD.

2. Bank Neo Commerce (BBYB)

Bank yang dicaplok startup fintech Tanah Air PT Akulaku Silvrr Indonesia pada 2019 PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sedang menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV melalui rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 saham baru.

Adapun nilai nominal dalam aksi korporasi ini sebesar Rp100/saham atau setara dengan Rp 249.817.321.200 (249,82 miliar).

Rencana rights issue sendiri sudah mendapat restu dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 September 2020.

PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Gozco Capital selaku Pemegang Saham Utama Perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya untuk membeli saham baru tersebut.

Dana yang diperoleh dari hasil PUT IV, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pengembangan usaha BBYB, berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan kepemilikan saham (dilusi) sebesar 11,11%. Periode pelaksanaan HMETD berlangsung pada 15 - 21 Juni 2021.

3. Bank Capital Indonesia (BACA)

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) berencana menggelar Penawaran Umum Terbatas IV (PUT IV) melalui rights issue sebanyak-banyaknya 20 miliar saham.

Mengacu pada keterbukaan informasi yang dipublikasikan BACA, nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 100 per saham. Untuk aksi korporasi ini, manajemen BACA akan meminta restu para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 25 Agustus mendatang.

Menurut penjelasan manajemen BACA, dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan.

Bagi pemegang saham BACA yang tidak melaksanakan HMETD, persentase kepemilikan sahamnya akan terdilusi sampai dengan sebesar 73,86%

4. Bank Ina Perdana (BINA)

Pemegang saham bank milik Grup Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), menyetujui rencana perseroan untuk menambah modal melalui skema rights issue

Hal ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020. Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Persetujuan right issue tersebut memuluskan rencana peningkatan modal inti hingga Rp 2 triliun pada akhir tahun 2021.

Komposisi kepemilikan saham perseroan saat ini; PT Indolife Pensiontama memegang 22,47 persen, PT Gaya Hidup Masa Kini mengempit 9,98 persen, PT Philadel Terra Lestari menguasai 7,53 persen, PT Samudera Biru, 16,51 persen.

5. Bank Bisnis Internasional (BBSI)

Bank yang disokong peer to peer lending Kredivo, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) akan melakukan penerbitan saham baru dengan skema rights issue untuk yang kedua kalinya (Penawaran Umum Terbatas/PUT II).

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BBSI diwakili oleh Presiden Direktur BBSI Laniwati Tjandra mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PUT II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 434.782.609 saham dengan nilai nominal Rp 100/saham. Jumlah itu setara dengan 14,37% dari modal disetor perseroan.

Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan demi memenuhi ketentuan modal inti OJK dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Para pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi sebesar maksimum 12,56%.

Asal tahu saja, Kredivo atau FinAccel Teknologi Indonesia saat ini mempunyai kepemilikan saham sebesar 24% sampai dengan 21 Mei 2021.

NEXT: Masih Ada Bank IBK dan BABP

6. Allo Bank Indonesia (BBHI)

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung, sudah menggelar penawaran umum terbatas (PUT) II dalam rangka rights issue.

Berdasarkan prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menerbitkan sebanyak 7.498.501.776 saham biasa atau sebesar 64,18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 100.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Allo Bank dalam PMHMETD ini sebesar Rp 749.850.177.600 atau hampir Rp 750 miliar.

Dana rights issue akan digunakan untuk pemenuhan modal inti minimum bank yang akan memberikan kemampuan Allo Bank untuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi yang yang dikenal sebagai digital bank.

HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 14 Juli 2021 sampai dengan 21 Juli 2021.

Sesuai dengan pernyataan pada 11 Mei 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham dengan kepemilikan 90,00% akan mengambil bagian seluruh HMETD yang menjadi haknya.

7. Bank Maspion Indonesia (BMAS)

Emiten bank milik pengusaha nasional Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) sudah mendapat restu pemegang saham untuk melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Investor Thailand, Kasikorn Vision Company dipastikan akan menyerap rencana penambahan modal melalui HMETD Bank Maspion sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru. Hal itu sudah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun, CNBC Indonesia sebelumnya mencatat, jika mengacu pada pergerakan harga saham BMAS rata-rata di kisaran Rp 1.370 sampai dengan Rp 1.610 per saham, maka dari rights issue ini, diperkirakan perseroan akan meraih dana sebesar Rp 3,13 triliun sampai dengan Rp 3,68 triliun.

Adapun kabar terbaru, pada 13 Juli lalu, pihak Bank Maspion mengumumkan rencana perubahan struktur dan perpanjangan waktu rights issue hingga waktu yang belum ditentukan.

8. Bank IBK Indonesia (AGRS)

PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) juga sedang melaksanakan penambahan modal melalui rights issue.

Direktur Bank IBK Indonesia, Vera Afianti menjelaskan, penambahan modal ini untuk memenuhi ketentuan modal inti perseroan menjadi bank golongan BUKU III pada 2023 mendatang sesuai dengan POJK No.12/POJK.02/2020.

Dalam prospektus yang dipublikasikan, Bank IBK berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,28 miliar saham baru atau setara 39,35% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Nilai nominal dari pelaksanaan rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 170 per saham, sehingga, jumlah dana yang diperoleh dari rights issue ini berjumlah Rp 1,23 triliun.

Industrial Bank of Korea selaku pemegang saham utama perseroan menyatakan akan melaksanakan sebagian haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PUT III ini, sampai dengan jumlah sebesar Rp 999,99 miliar atau sebanyak 5,88 miliar saham.

Periode pelaksanaan HMETD akan berlangsung pada 24 Mei sampai dengan Juni 2021 dengan pencatatan saham baru hasil pelaksanaan rights issue di BEI pada 24 Mei 2021.

9. Bank MNC Internasional (BABP)

Emiten bank Grup MNC PT Bank MNC Internasional Tbk (BAB) mengumumkan rencana rights issue.

Perseroan sudah mendapatkan restu pemegang saham pada RUPS Luar Biasa yang rencananya akan diselenggarakan pada 9 Juni 2021 lalu .

Sebelumnya, berdasarkan pengumuman di laman keterbukaan informasi, jumlah saham baru yang akan diterbitkan tersebut sebanyak-banyaknya 14,23 miliar saham dan merupakan saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya sejumlah 33,33% dari modal disetor setelah pelaksanaan rights issue.

Dana yang diperoleh dari dua aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pemenuhan ketentuan modal inti, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank dan akuisisi nasabah secara digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis

Tak hanya menambah modal dengan skema rights issue, emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini juga berencana menambah modal tanpa melalui hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 2,53 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau setara 10% dari modal disetor.

10. Bank Oke Indonesia (DNAR)

Para pemegang saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) telah menyetujui rencana PUT III melalui skema rights issue dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar dalam RUPSLB pada 6 Mei lalu.

Adapun jadwal dan harga pelaksanaan rights issue ini belum ditetapkan dalam rapat tersebut. Dalam risalah RUPSLB disebutkan, para pemegang saham memberi kuasa kepada direksi untuk melaksanakan segara tindakan terkait PUT III itu.

Aksi korporasi ini berkaitan dengan upaya Bank Oke untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum oleh OJK.

Asal tahu saja, rights issue adalah mekanisme penambahan modal dengan memberikan hak kepada investor lama untuk menyerap saham baru.

Ini berbeda dengan skema private placement di mana investor lama tak diberi hak menyerap saham baru tetap langsung diserap pembeli siaga sebagai investor baru dan porsi saham investor lama langsung terdilusi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular