
Harap Minggir! Saham Bank-bank Mini to The Moon Pagi Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) kembali melesat ke zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (13/7/2021).
Saham bank milik Mega Corpora yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang sebelumnya bernama PT Bank Harda Internasional Tbk, memimpin penguatan saham-saham bank bermodal mini.
Berikut kenaikan sejumlah saham bank bermodal 'cekak', pukul 09.33 WIB:
Allo Bank Indonesia (BBHI), saham +13,70%, ke Rp 3.070, transaksi Rp 36 M
Bank IBK Indonesia (AGRS), +11,02%, ke Rp 262, transaksi Rp 70 M
Bank Bumi Arta (BNBA), +10,71%, ke Rp 1.550, transaksi Rp 60 M
Bank Oke Indonesia (DNAR), +9,48%, ke Rp 254, transaksi Rp 5 M
Bank Artha Graha Internasional (INPC), +7,14%, ke Rp 180, transaksi Rp 15 M
Bank Ganesha (BGTG), +2,92%, ke Rp 141, transaksi Rp 5 M
Bank Maspion Indonesia (BMAS), +2,48%, ke Rp 1.445, transaksi Rp 175 juta
Bank Amar Indonesia (AMAR), +2,22%, ke Rp 276, transaksi Rp 837 juta
Bank Bisnis Internasional (BBSI), +1,94%, ke Rp 3.670, transaksi Rp 40 juta
Bank Victoria International (BVIC), +1,22%, ke Rp 166, transaksi Rp 1 M
Bank Capital Indonesia (BACA), +0,43%, ke Rp 472, transaksi Rp 32 M
Menurut data di atas, saham BBHI menjadi yang paling melonjak, dengan kenaikan 13,70% ke Rp 3.070/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 36 miliar.
Saham BBHI melanjutkan kenaikan sejak 3 hari lalu, salah satunya ketika pada Senin (12/7) saham ini melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas 25,00%.
Dalam sepekan saham ini melonjak 64,42%, sementara dalam sebulan 'meroket' 327,02%.
Sentimen terbaru yang mempengaruhi pergerakan saham ini ialah BBHI yang telah resmi mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan perubahan nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang berlaku sejak 30 Juni 2021.
Saat ini perusahaan juga telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tanggal 30 Juni 2021 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran yang akan meningkatkan permodalan perseroan sekitar Rp 7,498 triliun.
Pada Jumat pekan lalu, harga saham BBHI turun menyesuaikan harga teoritis saham. Turunnya harga saham BBHI bukan karena terkoreksi akan tetapi karena harga teoritis saham dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Harga teoritis adalah harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus rights issue. Ini adalah mekanisme bursa agar pasca-rights issue agar kapitalisasi pasar emiten tidak melonjak tiba-tiba.
Di posisi kedua ada saham AGRS yang terdongkrak 11,02% ke Rp 262/saham. Saham AGRS rebound, setelah dalam 2 hari sebelumnya tersungkur dengan anjlok lebih dari 6%.
Dalam sepekan saham AGRS melejit 53,29%, sementara dalam sebulan anjlok 39,91%.
Di bawah saham AGRS, ada saham BNBA yang melesat 10,71% ke Rp 1.550/saham. Dengan ini, saham BNBA berhasil mencatatkan reli penguatan selama 5 hari beruntun, atau sejak Rabu (7/7) pekan lalu. Ini membuat harga saham BNBA terbang 100,00% dalam seminggu dan melonjak 89,60% dalam sebulan belakangan.
Sentimen positif utama yang mendorong kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.
"Saat ini OJK tengah dalam proses penyusunan POJK Bank Umum yang mengakomodasi terbentuknya bank digital, baik itu bank digital by analog atau bank konvensional yang memberikan layanan digital, ataupun entitas yang terlahir sebagai bank digital (full digital bank). RPOJK Bank Umum ini diperkirakan akan terbit pertengahan tahun 2021," terang Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot.
Untuk bank digital sendiri saat ini, kata Sekar, pembentukan aturannya akan segera rampung di mana aturan mengenai bank digital ini akan dirilis pada pertengahan tahun ini.
Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini ini akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah