
Saham Teknologi & Fenomena Munculnya Crazy Rich Baru di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Terlepas dari meningkatnya rekor jumlah kasus baru virus corona di Indonesia, pasar saham terlihat masih relatif stabil, salah satunya berkat melonjaknya harga saham perusahaan teknologi.
Saham teknologi merupakan salah satu saham yang menarik banyak perhatian investor untuk dikoleksi dikarenakan bisnis teknologi diproyeksikan punya kans besar menjadi sektor seksi dan pilihan utama di masa depan.
Berbagai saham teknologi sudah menampakkan taringnya di arena pertempuran jual beli saham, dari mulai bisnis data center milik Otto Toto Sugiri hingga bank dengan pendekatan fintech milik Jerry Ng.
Kehadiran dan naiknya harga saham-saham idola baru secara signifikan dari sektor teknologi tentu diikuti dengan keuntungan finansial bagi pemilik saham, apalagi yang sudah mengoleksi sejak awal pendirian atau awal masa penawaran.
Berikut ini Tim Riset CNBC Indonesia coba merangkum, orang kaya baru yang lahir dari booming nya saham teknologi Indonesia.
Trio DCII - EDGE
Dua emiten teknologi ini mengalami peningkatan harga saham luar biasa sejak perdagangan perdana resmi dilakukan di bursa, bahkan saham DCII sampai hari ini masih digembok BEI akibat peningkatan harga yang tembus 11.000%, sementara saham EDGE sempat melesat lebih dari 400% dan menyentuh rekor harga tertinggi di level Rp 40.478/saham.
Otto Toto Sugiri
Prospektus IPO DCII menyebutkan produk pendiri perusahaan yakni Toto Sugiri, salah satu tokoh data center dan perusahaan teknologi di Tanah Air.
Dia lahir pada tahun 1953, berkewarganegaraan Indonesia, menjabat sebagai Presiden Direktur DCII.
Dia memperoleh gelar Master di bidang computer engineering dari RWTH Aachen German University, Jerman pada 1980. Mengawali kariernya sebagai IT General Manager PT Bank Bali pada tahun 1983.
Menurut laporan bulanan registrasi pemegang efek EDGE terbaru per 2 Juli 2021, Toto Sugiri memiliki jumlah saham EDGE sebanyak 66.898.100 saham atau setara 16,56%, kepemilikan ini turun dari posisi semula yang mencapai 157.120.000 saham atau setara 38,89%. Sedangkan kepemilikan sahamnya di DCII hingga 30 Juni 2021 tercatat sebanyak 712.784.905 atau 29,9%.
Jika menggunakan harga penutupan perdagangan saham EDGE kemarin serta harga saham DCII ketika disuspensi, maka total valuasi kekayaan Toto dari kedua saham ini mencapai Rp 44,43 triliun atau setara US$ 3,06 miliar (kurs 14.500). Kekayaan Toto terikat pada saham DCII mencapai Rp 42,05 triliun, dengan Rp 2,38 triliun sisanya terikat pada saham EDGE.
Marina Budiman
Presiden Komisaris DCII ini lahir pada tahun 1963, berkewarganegaraan Indonesia, menjabat sebagai Presiden Komisaris DCII.
Dia memperoleh gelar Bachelor di bidang finance and economy dari University of Toronto pada tahun 1985.
Wanita pengusaha ini mulai bergabung menjadi Direktur DCII pada tahun 2012 dan menjabat sebagai Presiden Komisaris DCII pada tahun 2016 sampai sekarang.
Per Juni, laporan terbaru menyebutkan Maria Budiman punya 536.505.149 atau 22,51% kepemilikan saham di DCII dan kepemilikan kecil sebesar 1,64% atau setara 6.625.100 saham di EDGE.
Mengacu pada harga penutupan saham EDGE pada perdagangan Jumat (9/7) di level Rp 35.550/saham dan harga suspensi DCII Rp 59.000/saham, maka valuasi kekayaan Marina yang terikat pada dua saham teknologi ini ditaksir mencapai Rp 31,89 triliun atau setara US$ 2,20 miliar.
Kekayaan Marina terikat pada saham DCII mencapai Rp 31,65 triliun dan sebagian kecil sisanya, Rp 235,52 miliar, terikat pada saham EDGE.
Han Arming Hanafia
Tak banyak informasi mengenai Han Arming. Mengacu prospektus DCII disebutkan bahwa trio Toto Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia merupakan pemilik manfaat DCII (ultimate beneficiary owner), selain juga memiliki saham di EDGE.
Per Juni, laporan terbaru menyebutkan Han Arming Hanafia memegang 14,11% atau 336.352.227 saham DCII dan memiliki jumlah saham sebanyak 30.094.000 saham EDGE atau setara 7,45% per 2 Juli 2021, kepemilikan ini turun dari posisi semula yang mencapai 70.680.000 saham atau setara 17,49%.
Mengacu pada harga penutupan saham EDGE pada perdagangan Jumat (9/7) dan harga suspensi DCII, maka valuasi kekayaan Han Arming yang terikat pada dua saham teknologi ini ditaksir mencapai Rp 20,91 triliun atau setara US$ 1,44 miliar.
Kekayaan Marina terikat pada saham DCII mencapai Rp 19,84 triliun dan Rp 1,07 triliun sisanya terikat pada saham EDGE.
Perkembangan ekosistem digital, dari marketplace hingga munculnya Bank Mini.
Pengembangan ekosistem digital Indonesia telah mampu menciptakan beberapa perusahaan rintisan dengan valuasi miliar dollar, salah satunya adalah ecommerce Bukalapak yang dikabarkan akan segera melantai di bursa tanah air.
Selain itu, berkembangnya ekosistem digital turut memberi andil akan maraknya bisnis bank digital di Indonesia saat ini menjadi hal yang paling menarik dilakukan.
Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya bank-bank kecil alias bank mini (bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun). Berikut beberapa nama yang diuntungkan dari perkembangan ekosistem digital tanah air