
Joss! Saham Bank Mini 'Ngamuk' Berjamaah, BBHI-BNBA Teratas

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) melonjak ke zona hijau pada penutupan sesi I perdagangan, Senin (12/7/2021).
Saham bank milik Mega Corpora yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang sebelumnya bernama PT Bank Harda Internasional Tbk, memimpin penguatan saham-saham bank bermodal mini hingga siang ini.
Berikut pergerakan saham bank mini pada sesi I:
Allo Bank Indonesia (BBHI), saham +25,00%, ke Rp 2.700, transaksi Rp 2 M
Bank Bumi Arta (BNBA), +22,77%, ke Rp 1.375, transaksi Rp 89 M
Bank Neo Commerce (BBYB), +10,26%, ke Rp 645, transaksi Rp 67 M
Bank QNB Indonesia (BKSW), +9,28%, ke Rp 212, transaksi Rp 21 M
Bank Artha Graha Internasional (INPC), +7,19%, ke Rp 164, transaksi Rp 4 M
Bank Jago (ARTO), +5,76%, ke Rp 14.700, transaksi Rp 209 M
Bank Oke Indonesia (DNAR), +5,36%, ke Rp 236, transaksi Rp 1 M
Bank Maspion Indonesia (BMAS), +5,04%, ke Rp 1.460, transaksi Rp 645 juta
Bank Capital Indonesia (BACA), +4,89%, ke Rp 472, transaksi Rp 39 M
Bank Bisnis Internasional (BBSI), +4,39%, ke Rp 3.570, transaksi Rp 144 juta
Bank Ganesha (BGTG), +3,70%, ke Rp 140, transaksi Rp 12 M
Bank Victoria International (BVIC), +3,11%, ke Rp 166, transaksi Rp 1 M
Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,52%, ke Rp 268, transaksi Rp 1 M
Bank Aladin Syariah (BANK), +1,44%, ke Rp 3.530, transaksi Rp 71 M
Bank Ina Perdana (BINA), 0,00%, ke Rp 5.775, transaksi Rp -
Bank MNC Internasional (BABP), -2,11%, ke Rp 278, transaksi Rp 11 M
Bank IBK Indonesia (AGRS), -6,35%, ke Rp 236, transaksi Rp 4 M
Menurut data di atas, saham BBHI menjadi yang paling melonjak, dengan kenaikan hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% ke Rp 2.700/saham. Saham BBHI melanjutkan kenaikan sejak 2 hari lalu, salah satunya ketika pada Jumat (9/7) saham ini melonjak 24,50%.
Dalam sepekan saham ini anjlok 37,50%, sementara dalam sebulan melesat 38,46%.
Sentimen terbaru yang mempengaruhi pergerakan saham ini ialah BBHI yang telah resmi mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan perubahan nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang berlaku sejak 30 Juni 2021.
Saat ini perusahaan juga telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tanggal 30 Juni 2021 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran yang akan meningkatkan permodalan perseroan sekitar Rp 7,498 triliun.
Pada Jumat pekan lalu, harga saham BBHI turun menyesuaikan harga teoritis saham. Turunnya harga saham BBHI bukan karena terkoreksi akan tetapi karena harga teoritis saham dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Harga teoritis adalah harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus rights issue. Ini adalah mekanisme bursa agar pasca-rights issue agar kapitalisasi pasar emiten tidak melonjak tiba-tiba.
Di bawah saham BBHI, ada saham BNBA yang melonjak 22,77% ke Rp 1.375/saham. Dengan ini, selama sepekan saham BNBA melesat 65,66%, sementara dalam sebulan melejit 47,85%.
Berbeda dengan yang lainnya, saham BABP dan saham AGRS malah tersungkur di zona merah. Saham BABP turun 2,11% ke Rp 278 dengan nilai transaksi Rp 13 miliar.
Sementara saham AGRS ambles 6,35% melanjutkan koreksi pada Jumat kemarin ketika ditutup anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah 6,67%. Sebelumnya, pada Rabu (7/7) dan Kamis (8/7) pekan lalu, saham AGRS sempat melejit secara berturut-turut sebesar 34,13% dan 20,54%.
Sentimen positif utama yang mendorong kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.
"Saat ini OJK tengah dalam proses penyusunan POJK Bank Umum yang mengakomodasi terbentuknya bank digital, baik itu bank digital by analog atau bank konvensional yang memberikan layanan digital, ataupun entitas yang terlahir sebagai bank digital (full digital bank). RPOJK Bank Umum ini diperkirakan akan terbit pertengahan tahun 2021," terang Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot.
Untuk bank digital sendiri saat ini, kata Sekar, pembentukan aturannya akan segera rampung di mana aturan mengenai bank digital ini akan dirilis pada pertengahan tahun ini.
Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini ini akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adu Kuat Performa Bank Jago-Allo Bank cs, Siapa Paling Joss?
