Roundup

Cek 8 Kabar Pasar Ini! Rugi APLN hingga Restrukturisasi WSKT

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 July 2021 08:24
Proyek Superblok Podomoro City Deli Medan/Dok APLN

Jakarta, CNBC Indonesia - Menutup perdagangan di akhir bulan Juni, bursa saham domestik belum mampu menembus level 6.000 poin pada Rabu kemarin (30/6/2021).

Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat sebesar 0,61% ke level 5.985,48 poin dengan nilai transaksi Rp 12,54 triliun. Namun, pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih cukup agresif, yakni Rp 472,30 miliar.

Pelaku pasar tampaknya bersiap menghadapi kebijakan PPKM Darurat yang akan diterapkan di Pulau Jawa dan Bali di awal Juli ini untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi di hari pertama Juli ini.

1.Dekati GoMart, MPPA Grup Lippo Masih Tekor Rp 84 M di Q1

Emiten ritel pengelola gerai Hypermart, PT Matahari Putra Prima ,Tbk. (MPPA) masih membukukan rugi bersih sepanjang kuartal I-2021 sebesar Rp 83,70 miliar, mampu diturunkan 16% dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 100,20 miliar.

Data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, di Q1-2021, pendapatan bersih MPPA turun 21% menjadi Rp 1,55 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,95 triliun.

Meski demikian, manajemen MPPA dalam keterangan resmi Rabu ini (30/6), membawa optimisme baru dengan menyatakan adanya dampak kenaikan penjualan setelah MPPA terintegrasi dengan platform penjualan di Gojek dan Tokopedia. Gojek dan Tokopedia sudah bergabung dalam entitas bernama GoTo.

2.Laba Kuartal I-2021 Indofood Naik 23% Menjadi Rp 1,7 Triliun

Emiten konsumer makanan dan minuman produsen mie bermerek Indomie, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) resmi merilis laporan keuangannya pada kuartal pertama tahun 2021.

Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,16% dari sebelumnya pada kuartal pertama tahun 2020 sebesar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,73 triliun pada kuartal I-2021.

Sedangkan margin laba bersih turun sedikit dari sebelumnya pada kuartal I-2020 sebesar 7,3% menjadi 7% pada kuartal I tahun ini.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2021, kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 27,2% dari sebelumnya pada kuartal I-2020 sebesar Rp 19,3 triliun menjadi Rp 24,55 triliun pada kuartal I-2021.

3.Rugi Agung Podomoro Q1 Capai Rp 290 M

Emiten properti yang didirikan keluarga Trihatma Kusuma Haliman, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 289,79 miliar pada kuartal I-2021, menurun 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yakni rugi bersih Rp 448,57 miliar.

Mengacu laporan keuangan APLN per kuartal I-2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), APLN mencatatkan penurunan pendapatan yang sangat signifikan.

Pendapatan APLN tercatat mencapai Rp 485,44 miliar, ambruk 63% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,32 triliun.

4.OMNI Hospitals Tunda Jadwal Rights Issue

Emiten pengelola rumah sakit (RS) Omni Hospitals yang dimiliki Grup Emtek besutan taipan Eddy K. Sariaatmadja, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mengumumkan penundaan jadwal pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Sebelumnya, menurut prospektus perusahaan pada 11 Mei 2021, HMETD ini direncanakan akan diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja, yakni mulai 5 Juli 2021 sampai dengan 9 Juli 2021.

Dalam keterbukaan informasi, Selasa (29/6/2021), manajemen menjelaskan, penundaan tersebut dilakukan lantaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih melakukan verifikasi terhadap rencana rights issue perusahaan.

NEXT: Simak Deretan Aksi Korporasi Berikutnya

5.Bos Krakatau Steel Borong 1,38 Juta Saham KRAS

Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) baru saja membeli sebanyak 1,38 juta saham perseroan baja BUMN ini.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Silmy Karim kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harga pelaksanaan pembelian saham tersebut, secara berturut-turut di Rp 560, Rp 545, dan Rp 530 per saham.

Adapun transaksi pembelian dilakukan pada 23 Juni 2021 dan 24 Juni 2021.

Jika dihitung dengan harga rata-rata pembelian yakni Rp 545/saham, maka estimasi nilai pembelian mencapai Rp 752 juta.

"Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung, jelas Silmy Karim, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (30/6).

6.Investor First Media Obral 19 Juta Saham KBLV

PT Trijaya Putra Mulia, salah satu pemegang saham emiten penyedia layanan internet Grup Lippo, PT First Media Tbk (KBLV) melepas sebagian kepemilikan sahamnya di KBLV tersebut.

Dalam dokumen yang disampaikan manajemen KBLV kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), porsi kepemilikan saham Trijaya Putra Mulia, berkurang dari sebelumnya sebanyak 604,94 juta atau setara 34,72% kepemilikan menjadi 585,49 juta atau sekitar 33,61% saham.

Artinya terjadi penjualan 19.456.200 saham pada 25 Juni, tanpa menyebutkan harga saham. Jika mengasumsikan harga saham penutupan di 25 Juni lalu di Rp 630/saham, maka transaksi penjualan bisa mencapai Rp 12,26 miliar.

7.Baru 2 Bulan IPO, Emiten CPO TP Rachmat Bagi Dividen Rp 300 M

Emiten perkebunan milik konglomerat Theodore Permadi (TP) Rachmat, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), mengumumkan akan membagikan dividen sebesar hampir sepertiga dari laba bersih perseroan pada tahun 2020, dengan nilai mencapai Rp 300 miliar kepada 19.852.540.000 saham atau senilai Rp 15,11 per saham.

Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan (DPS) pada tanggal penutupan pencatatan (recording date) yang jatuh pada 7 Juli 2021 pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi jatuh pada tanggal 5 Juli 2021.

8.WSKT Restrukturisasi Utang Cucu Usaha Rp8 T

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melakukan restrukturisasi utang dari dua cucu usahanya, anak usaha dari PT Waskita Toll Road (WTR).

WTR merupakan anak perusahaan WSKT dengan kepemilikan saham sebesar 81,475%. Adapun dua cucu usaha yang dimaksud yang menjadi anak usaha WTR yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga dan PT Waskita Bumi Wira.

WTR memiliki 69,70% saham Kresna Kusuma dan 99,90% saham Waskita Bumi Wira.

Berdasarkan keterangan resmi WSKT, total restrukturisasi utang dua cucu usaha ini nilainya sebesar Rp 8,24 triliun, terdiri dari restrukturisasi Kresna Kusuma Rp 3.498.899.000.000 (Rp 3,50 triliun) dan Waskita Bumi Rp 4.743.902.552.755 (Rp 3,74 triliun).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular