Bikin Penasaran! Ternyata Begini Rapor 11 Saham Grup Sinarmas

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 June 2021 11:20
Sinar Mas Land

Jakarta, CNBC Indonesia - Grup Sinar Mas merupakan salah satu perusahaan konglomerat raksasa di Tanah Air, selain grup lainnya seperti Grup Salim, Grup Lippo, Grup Djarum, dan Grup CT Corp. Grup yang didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja ini bergerak melalui enam pilar bisnis utama.

Keenam sektor tersebut adalah pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan realestat, telekomunikasi, serta energi dan infrastruktur. Belakangan, Sinar Mas juga memasuki ranah bisnis digital ventures.

Grup Sinar Mas melakukan sejumlah aksi korporasi melalui beberapa anak perusahaannya pada tahun ini.

Pada 24 Februari lalu, induk usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI)yakni Sinarmas Land Ltd (GrupSinarmasLand), resmimengakuisisi tiga perusahaan properti Tanah Air.

Ketiga perusahaan tersebut yakni, PT Bhumindo Repenas Jayautama (BRJ), PT Cibubur Permai Lestari (CPL) dan PT Gunung Indah Permai Lestari (GIPL).

Direktur Sinarmas Land Robin Ng CHeng Jietmengatakanakuisisi ketiga perusahaan tersebut terjadi pada 30 September 2020 dengan total nilai akuisisi sebesar Rp 347,77 miliar.

Asal tahu saja, Sinarmas Land Ltd saat ini tercatat di Bursa Saham Singapura (SGX).

Selain itu, emiten tambang PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan akan menutup ketiga entitas anak usaha tidak langsung miliknya di Singapura.

Informasi ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Dian Swastatika Sentosa kepada Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 16 Juni 2021.

Sekretaris Perusahaan DSSA, Susan Chandra menyampaikan, ketiga entitas anak yang akan ditutup tersebut antara lain, Newspring Coal Resources Pte. Ltd, Great Horizon Capital Pte. Ltd, dan Great Horizon Consulting Pte. Ltd.

Terbaru, pada 21 Juni lalu, emiten telekomunikasi Grup, PT Smartfren Tbk (FREN) lewat anak usahanya PT Smart Telecom(Smartel)melakukan penyertaan modal saham kepada perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) senilai Rp 360 miliar.

Dengan demikian, saat ini Smartfren menggenggam kepemilikan sebesar 20,5% saham Moratelindo.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Moratelindo, FREN membeli sebanyak 151.771 saham Seri C perseroan.

"Smart Telecom akan menjadi pemegang saham minoritas, tidak menjadi pemegang saham pengendali, dan tidak menempatkan pengurus di Moratelindo," kata Direktur Smartfren Telecom Antony Susilo dalam keterangan tertulis.

Selain Sinarmas Land yang melantai di Bursa Singapura, perusahaan-perusahaan yang terhimpun dalam Grup Sinar Mas juga banyak 'manggung' alias mencatatkan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lalu, pertanyaannya, bagaimana pergerakan saham-saham emiten Grup Sinar Mas akhir-akhir ini?

Pada halaman berikutnya Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas mengenai pergerakan saham Grup Sinar Mas dalam sepekan dan sebulan terakhir.

NEXT: Simak Rapor Saham-saham Grup Sinarmas

Bila menilik grafik di atas, mengacu data perdagangan Rabu (23/6), setidaknya hanya tiga saham Grup Sinar Mas yang punya kinerja moncer baik dalam sepekan maupun sebulan, yakni FREN, LIFE, dan SMMA.

Saham FREN berhasil melonjak selama 8 hari beruntun atau sejak 14 Juni lalu, setelah 2 hari sebelumnya stagnan. Dalam sepekan saham ini melejit 25,23%, sementara dalam sebulan melonjak 59,52%.

Aksi korporasi terbaru FREN sendiri, seperti yang telah disebutkan di atas, terkait penyertaan modal saham melalui Smartel ke Moratelindo.

Seperti FREN, saham perusahaan induk jasa keuangan Grup Sinar Mas, SMMA, juga melesat 9,85% dalam sepekan terakhir. Namun, kinerja fundamental SMMA masih tertekan sepanjang tahun ini.

Menurut laporan keuangan kuartal I 2021 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/6), laba bersih SMMA tercatat merosot 21,01% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 283,25 miliar, dari Rp 358,61 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Berbeda dengan ketiga saham di atas, duo saham perusahaan pulp & kertas Grup Sinar Mas, INKP dan TKIM menjadi saham yang paling ambles dalam sepekan terakhir. Saham INKP melorot 10,63%, sementara saham TKIM anjlok 12,00% dalam seminggu.

Kedua perusahaan tersebut juga baru melaporkan kinerja keuangan per akhir Maret 2021. Sayangnya, mengacu data laporan keuangan di BEI, keduanya sama-sama mencatatkan penurunan laba bersih di 3 bulan pertama tahun ini.

Sampai dengan periode kuartal I tahun ini, INKP tercatat membukukan laba bersih sebesar US$ 139,27 juta yang setara Rp 1,94 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000.

Perolehan tersebut turun sebesar 22,32% dari tahun sebelumnya senilai US$ 179,30 juta atau senilai Rp 2,51 triliun.

Sementara itu, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, pada 3 bulan pertama ini membukukan laba bersih senilai US$ 74,99 juta atau sekitar Rp 1,04 triliun, turun 51,99% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 156,23 juta atau Rp 2,18 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular