
Cari Cuan? Simak 10 Kabar Pasar Ini, Merger Axiata-IPO Emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten telah siap untuk melakukan aksi korporasinya, mulai dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) hingga penggabungan bisnis dengan entitas lain.
Tak hanya itu, beberapa emiten lainnya siap untuk mengembangkan bisnisnya dalam waktu dekat.
CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin, Senin (21/6/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan akhir pekan, Selasa (22/6/2021) dibuka.
1. Kebut Restrukturisasi, Garuda Indonesia Rugi Rp 35 T di 2020
Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaporkan kinerja belum diaudit untuk tahun 2020 selama pandemi Covid-19 dibanding tahun 2019.
Berdasarkan paparan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Senin ini (21/6/2021) yang disiarkan dari Youtube DPR RI, kinerja Garuda tampak turun tajam dari tahun sebelumnya.
Dari paparan tersebut, Garuda menderita rugi bersih sebesar US$ 2,50 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun (kurs Rp 14.000/US$) dibandingkan dengan tahun 2019 yang masih mencetak laba bersih US$ 6,99 juta (Rp 98 miliar).
2. Jumbo! Axiata-Telenor Segera Teken Perjanjian Merger Rp 174 T
Induk perusahaan PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Group Bhd dan perusahaan telekomunikasi asal Norwegia Telenor ASA dikabarkan baru saja menandatangani perjanjian definitif untuk menggabungkan (merger) usaha operasi seluler mereka di Malaysia
Melansir Bloomberg, Senin (21/6), dalam transaksi telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara ini, Axiata akan memindahkan saham perusahaan di Celcom Axiata Bhd. ke Digi.com Bhd. senilai RM 17,8 miliar atau setara dengan Rp 61,98 triliun (kurs RM 1 = Rp 3.482,26).
Kemudian, Axiata akan mendapatkan saham baru dan dana senilai RM 1,7 miliar dari Digi, dan hampir RM 300 juta dari pihak Telenor.
3. Harga IPO Emiten Emas Peter Sondakh Rp 750, Saham Dipangkas!
Emiten tambang emas Grup Rajawali milik taipan Peter Sondakh, PT Archi Indonesia akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, yang berpotensi meraih nilai jumbo pada pekan ini hingga akhir Juni.
Namun, jumlah saham yang dilepas dalam aksi korporasi ini dipangkas dari sebelumnya sebanyak 4.067.500.000 saham kini dilepas sebanyak 3.725.250.000 saham dengan nominal Rp 10/saham atau setara dengan 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.
Jumlah saham itu terdiri dari 1.242.500.000 saham baru dan 2.482.750.000 saham lama milik PT Rajawali Corpora. Jumlah saham Rajawali yang dilepas berkurang dari sebelumnya 3.725.000.000, sementara saham baru jumlahnya tidak berubah.
4. Sahamnya Digembok, DCII Lagi Kebut Data Center H2 di Karawang
Emiten penyedia layanan data center milik pengusaha teknologi Otto Toto Sugiri dan bos Indofood Anthoni Salim, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menargetkan akan mulai mengoperasikan gedung data center H2 di Karawang, Jawa Barat, mulai kuartal keempat tahun ini.
CEO DCI Indonesia Toto Sugiri mengatakan, gedung hyperscale data center kampus DCI yang kedua ini berlaokasi di Kawasan Pertiwi Lestari Industrial Estate Karawang.
Saat ini, DCI memiliki dua lokasi data center yakni di Cibitung dan Karawang dengan jarak di atas 30 kilometer yang memiliki kualitas operasional setara global.
5. Rogoh Rp 360 M, FREN Resmi Kuasai 20,5% Saham Moratelindo
Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas, PT Smartfren Tbk (FREN) lewat anak usahanya PT Smart Telecom (Smartel) melakukan penyertaan modal saham kepada perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) senilai Rp 360 miliar.
Dengan demikian, saat ini Smartfren menggenggam kepemilikan sebesar 20,5% saham Moratelindo.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Moratelindo, FREN membeli sebanyak 151.771 saham Seri C perseroan.
NEXT: Simak kabar emiten lainnya
