
Bank Sinarmas Rugi Rp 157 M di Semester I, Apa Pemicunya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten yang bergerak di sektor bisnis perbankan umum, PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), melaporkan kerugian bersih sebesar Rp 156,87 miliar pada semester pertama tahun ini.
Kinerja ini memburuk dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mana perusahaan masih memperoleh keuntungan sebesar Rp 52,17 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, pendapatan bunga bersih tercatat turun tipis 3,82% menjadi Rp 1,06 triliun, lebih rendah dari pendapatan 6 bulan pertama tahun lalu sejumlah Rp 1,10 triliun.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan bunga sebesar Rp 1,27 triliun dengan beban bunga sebesar Rp 414,66 miliar, lalu terdapat juga pendapatan bagi hasil sebesar 324,07 dengan beban bagi hasil sebesar Rp 123,67 miliar.
Meski tidak terjadi penurunan signifikan pada pendapatan bunga, pos pendapatan operasional lain berkurang cukup signifikan seperti keuntungan dari penjualan efek yang diperdagangkan - bersih yang turun dari semula mencapai Rp 300,06 miliar kini hanya bersisa Rp 16,13 miliar.
Sedangkan pendapatan lain-lain turun dari semula sebesar Rp 415,05 miliar kini menjadi Rp 15,77 miliar.
Per kuartal II tahun ini, rasio non performing loan (NPL, rasio kredit bermasalah) terhadap total kredit bersih bank naik menjadi 4,73% dari posisi akhir tahun lalu sebesar 1,39%.
Untuk likuiditas, tercatat loan to deposit ratio (LDR) atau rasio pinjaman terhadap simpanan mencapai 49,24% turun dari posisi 56,97% akhir tahun 2020 lalu.
Aset perusahaan tercatat naik menjadi Rp 45,37 triliun dari posisi akhir tahun yang berada di angka Rp 44,61 triliun.
Liabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 33,96 triliun dari sebelumnya sejumlah Rp 32,56 triliun.
Ekuitas perusahaan tumbuh 16,46% menjadi Rp 7,05 triliun dari semula Rp 6,06 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat (6/8), saham BSIM terkoreksi 2,13% ke level Rp 1.150 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 22,67 triliun. Dalam seminggu saham ini naik 6,98%, selama sebulan meningkat 105,36% dan sejak awal tahun tumbuh hingga 127,72%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Cuma DSSA, Bank Sinarmas Ikut Akuisisi DANA Rp 359 M