Ada 'Drama' Taper Tantrum, Pasar Obligasi RI Tetap Tangguh!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
21 June 2021 16:25
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah mampu relatif stabil di tengah 'drama' pengetatan kebijakan moneter atau tapering di Amerika Serikat (AS). Imbal hasil (yield) memang naik, tetapi tetap terkendali.

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyebut bahwa memang ada risiko di pasar Surat Berharga Negara (SBN) akibat percepatan laju inflasi di Negeri Paman Sam yang mencapai 5% dan penyataan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang cenderung hawkish. Dua faktor ini mendorong yield obligasi pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden ke atas.

"Pada Januari, yield US Treasury Bonds 0,9% dan naik menjadi 1,4% pada April-Mei, bahkan sempat 1,7% pada Maret. Artinya, yield naik 57,5%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Juni 2021, Senin (21/6/2021).

sbnSumber: Kementerian Keuangan

Yield SBN, lanjut Sri Mulyani, juga ikut naik. Sebagai catatan, yield dan harga obligasi berbanding terbalik. Jadi kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun.

Meski yield SBN naik, tetapi tipis saja. Sri Mulyani menyebut kenaikan yield SBN tenor 10 tahun hanya naik 3,9% untuk yang berdenominasi dolar AS dan 11,5% untuk yang rupiah.

"Ini hal baik, ada confidence terhadap SBN. Artinya kita akan coba jaga terus-menurus kualitas fiskal dan terefleksikan ke SBN. Investor yakin terhadap pengelolaan APBN dan perekonomian," tutur Sri Mulyani.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beban Utang Pemerintah Turun! Nggak Percaya, Ini Buktinya...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular