Yield Surat Utang Joe Biden Melesat! Berat Ini...

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) oblgasi pemerintah Indonesia bergerak variatif cenderung naik jelang siang hari ini. Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun. Perkembangan di Amerika Serikat (AS) sepertinya membuat investor pikir-pikir untuk masuk ke pasar surat utang Tanah Air.
Pada Jumat (11/2/2022) pukul WIB, berikut perkembangan yield Surat Berharga Negara (SBN) berbagai tenor:
Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan inflasi AS pada Januari 2022 mencapai 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Ini adalah rekor tertinggi sejak Februari 1982.
Inflasi setinggi ini langsung direspons oleh pasar obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menembus 2% untuk kali pertama sejak Juli 2019.
Kenaikan yield ditopang oleh persepsi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal mengerek suku bunga acuan secara agresif. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,5-0,75% dalam rapat Te Fed bulan depan mencapai 92,8%. Tidak lagi 25 bps, pasar memperkirakan The Fed akan langsung tancap gas dengan memulai tahap kenaikan suku bunga sebesar 50 bps.
![]() |
"Data inflasi menunjukkan bahwa The Fed harus bergerak cepat. Pasar mulai menebak The Fed akan bertindak lebih agresif dengan memulai kenaikan suku bunga langsung 50 bps," kata Subadra Rajappa, Head of US Rates Strategy di Societe Generale yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Saat yield obligasi pemerintah AS melesat akibat persepsi kenaikan suku bunga acuan, arus modal akan mengarah ke pasar US Treasury Bonds. Pasar lain, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, sulit berharap bisa menerima aliran modal tersebut. Akibatnya, pasar SBN agak tertekan saat ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
Josss, Surat Utang Indonesia Sedang Laku Keras!
(aji/aji)