
The Fed Mau Main Agresif, tapi Taper Tantrum Tak Akan Horor!

Dalam pengumuman kebijakan moneter dini hari tadi, The Fed mempertahankan suku bunga acuan 0% - 0,25%, dan program QE senilai US$ 120 miliar per bulan. Tetapi bank sentral paling powerful di dunia ini mengejutkan pasar dengan memproyeksikan suku bunga naik di tahun 2023. Tidak hanya sekali, bahkan dua kali kenaikan masing-masing 25 basis poin menjadi 0,5% -0,75%.
Hal tersebut terlihat dari Fed Dot Plot, dimana 13 dari 18 anggota melihat suku bunga akan dinaikkan pada tahun 2023. 11 diantaranya memproyeksikan dua kali kenaikan.
Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.
![]() |
Selain itu, dalam Fed Dot Plot terbaru, ada 7 anggota yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022.
Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.
Sementara itu tapering, The Fed tidak menyebutkan menyatakan secara langsung, tetapi menyiratkan sudah mendiskusikan hal tersebut.
Namun, jika suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari sebelumnya, artinya tapering juga kemungkinan besar akan lebih cepat, terjadi di semester II tahun ini. Apalagi The Fed juga menaikkan proyeksi inflasi tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 2,4%.
"Jika The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023, mereka harus mulai melakukan tapering lebih cepat untuk mencapai target tersebut. Tapering dalam laju yang moderat kemungkinan akan memerlukan waktu selama 10 bulan, sehingga perlu dilakukan di tahun ini, dan jika perekonomian menjadi sedikit panas, maka suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat lagi," kata Kathy Jones, kepala fixed income di Charlers Schwab, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2021).
Jika dilihat kemungkinan tapering dan kenaikan suku bunga tersebut, tentunya jauh lebih agresif ketimbang tahun 2013 lalu. Tetapi reaksi pasar tidak berlebihan, yang menjadi sinyal taper tantrum tidak akan se-horor yang dibayangkan.
The Fed menilai, vaksinasi yang dilakukan pemerintah AS mampu membuat pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat. Di tahun ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi pun dinaikkan menjadi 7% dari sebelumnya 6,5%, dengan tingkat pengangguran tetap sebesar 4,5%.
Sementara itu, inflasi saat ini sedang tinggi, tetapi semua anggota dewan sepakat melihat inflasi dalam jangka panjang berada di 2%, suku bunga berada di level 2,5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]