
Neraca Dagang RI Cuan Gede, Kok Rupiah Tetap Lemah?

Sejatinya ada sentimen positif yang bisa dimanfaatkan oleh rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sebesar US$ 16,6 miliar, melonjak 58,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year/yoy. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2010.
Sementara impor tumbuh lebih tinggi, mencapai 66,68% yoy. Namun karena nilainya lebih kecil dari ekspor, neraca perdagangan Indonesia masih bisa membukukan surplus US$ 2,37 miliar.
Surplus neraca perdagagan yang terus terjadi selama lebih dari setahun terakhir menandakan pasokan devisa dari sisi perdagangan tetap memadai. Ini bisa menjadi modal untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Namun, sepertinya ada sentimen lain yang lebih mendominasi benak pelaku pasar. Sentimen itu adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien corona di Indonesia per 14 Juni 2021 berjumlah 1.919.547 orang. Bertambah 8.189 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Dalam dua pekan terakhir, pasien positif bertambah rata-rata 6.989 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.547 orang per hari.
Secara persentase, rata-rata laju pertumbuhan kasus harian dalam dua pekan terakhir adalah 0,37% per hari. Lebih cepat ketimbang rata-rata 14 hari sebelumnya yakni 0,31% per hari.
Halaman Selanjutnya --> Corona Ganas Lagi, Ekonomi Indonesia Terancam 'Mati Suri'
(aji/aji)