Harga CPO Anjlok 11% Minggu Ini, Ke Depan Gimana?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 June 2021 10:31
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.
Ilustrasi Kebun Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok pekan ini. Sepertinya investor gatal mencairkan cuan yang didapat dari CPO akhir-akhir ini.

Sepanjang minggu ini, harga CPO di Bursa Malaysia ambles 11,29% secara point-to-point. Harga komoditas ini kembali ke bawah MYR 4.000/ton.

Harga CPO mencapai puncak pada 18 Mei 2021, nyaris di MYR 4.500/ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Well, investor juga manusia yang punya keluarga untuk dinafkahi. Melihat harga yang melesat hingga menembus rekor tertinggi, pelaku pasar tentu ingin mencairkan keuntungan.

Selepas berada di titik tertinggi, harga mengalami tren penurunan yang tajam akibat tekanan jual. Sejak di puncak itu hingga akhir pekan ini, harga CPO melorot nyaris 18%.

"Harga turun karena pelaku pasar terus melakukan aksi jual. Maklum, harga sudah menembus level support," ujar seorang trader di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters.

Ke depan, harga CPO masih berpeluang untuk naik seiring peningkatan permintaan. Di Malaysia, pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin siap memberikan subsidi sebesar MYR 8 juta untuk bahan bakar nabati.

Subsidi ini akan memungkinkan harga bahan bakar nabati tetap rendah meski harga bahan baku naik. Akibatnya, permintaan masyarakat bisa terjaga, tidak turun.

"Pemerintah siap untuk menanggung belanja subsidi yang lebih besar untuk menjaga kesejahteraan rakyat dan dunia usaha, terutama untuk pelaku usaha kecil," tegas Tengku Zafrul Abdul Aziz, Menteri Keuangan Malaysia, sebagaimana diwartakan Reuters.

Akan tetapi, dalam waktu dekat sepertinya harga CPO masih berisiko terkoreksi. Sebab, pasokan diperkirakan masih melimpah. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) memperkirakan stok CPO Malaysia pada Mei 2021 naik 7,15% menjadi 841.464 to.

"Kami memperkirakan harga berada di kisaran MYR 3.300-3.400/ton," kata Jim Teh, Senior Palm Oil Trader di Interbank Group of Companies, seperti dikutip dari Bernama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Malaysia Perpanjang Lockdown, Harga CPO Ambles 1% Lebih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular