
Susul Minyak Nabati Lain, Harga CPO Ambles Nyaris 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menyusul pasar komoditas minyak nabati eksternal yang mengalami pelemahan pada perdagangan jelang akhir pekan.
Jumat (11/6/2021) harga kontrak CPO pengiriman Agustus 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange melorot 1,87% ke RM 3.772/ton hingga sesi istirahat siang. Ini merupakan harga terendah sejak 20 April 2021. Meskipun turun harga CPO masih tercatat naik 4,83% sejak awal tahun (year to date/ytd).
Sementara itu di Bursa Komoditas Dalian harga kontrak minyak kedelai dan minyak sawitnya juga turun masing-masing 0,7% dan 2%. Harga minyak mentah global juga melemah 0,6% hari ini.
Sesuai dengan perkiraan para analis, stok minyak sawit di Malaysia mengalami kenaikan. Namun peningkatannya tak sebesar yang diramalkan konsensus. Data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan persediaan minyak sawit Negeri Jiran di akhir Mei naik 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton.
Kenaikan tersebut diakibatkan oleh peningkatan produksi dan melemahnya ekspor. Produksi CPO naik 2,84% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton sementara ekspor melemah 6% secara bulanan menjadi 1,27 juta ton.
Pelemahan ekspor adalah hal yang wajar mengingat India sebagai importir terbesar minyak sawit dunia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang membuat Negeri Bollywood harus harus kembali menerapkan lockdown secara ketat.
Di India, minyak sawit lebih banyak digunakan untuk konsumsi. Namun bukan rumah tangga yang menjadi konsumen utamanya. Minyak nabati ini lebih banyak digunakan di sektor hotel, restoran dan katering (horeka).
Lockdown bertujuan untuk membatasi pergerakan masyarakat sehingga sektor horeka jelas menjadi salah satu yang paling terdampak. Konsumsi minyak sawit menjadi turun. Namun seiring dengan penurunan kasus infeksi, India secara bertahap melonggarkan pembatasannya.
Ada harapan bahwa permintaan akan berangsur membaik. Hanya saja para ilmuwan tetap memberikan peringatan bahwa kasus Covid-19 di India bisa saja kembali meningkat. Berdasarkan perkiraan para ilmuwan India berpotensi mendapatkan serangan gelombang ketiga akhir tahun ini.
Bagaimanapun juga data resmi stok minyak sawit masih lebih rendah dari perkiraan pasar. Survei Reuters sebelumnya menunjukkan bahwa stok diestimasi naik hingga 6% secara bulanan menjadi 1,64 juta ton. Sementara untuk produksi diperkirakan meningkat menjadi 1,58 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trader Mau Pada Liburan & Profit Taking, Harga CPO Ambruk 3%