Semoga RI Kuat Ya, Ini Seramnya Hantu Taper Tantrum!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 June 2021 12:26
Dollar
Foto: REUTERS/Sertac Kayar

Besarnya dampak taper tantrum ke Indonesia membuat para pengambil kebijakan mulai waspada. Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mulai bicara soal ancaman taper tantrum.

"Tahun depan, kami memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan bahwa The Fed akan mulai mengubah kebijakan moneternya. Mulai mengurangi intervensi likuiditas bahkan melakukan lakukan pengetatan dan kenaikan suku bunga," kata Perry.

"Inflasi di akan jadi penentu stance monetary policy tahun ini dan tahun depan," tambah Sri Mulyani.

Tanda-tanda ke arah sana memang semakin nyata. Technometrica Market Intelligence/The Investors Business Daily melaporkan, indeks keyakinan ekonomi AS periode Juni 2021 adalah 56,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,4.

Kemudian IHS Markit mengumumkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) periode Mei 2021 sebesar 62,1. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yang sudah berlangsung selama 14 tahun.

Masyarakat dan dunia usaha yang bergairah tentu akan menyebabkan harga barang dan jasa bergerak ke atas alias naik. Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis merilis data Personal Consumption Expenditure (PCE). PCE adalah data yang dijadikan acuan inflasi oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Pada April 2021, PCE berada di 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), tertinggi sejak September 2008. Kemudian PCE inti adalah 3,1% yoy, tertinggi setidaknya sejak 2004.

Kalau melihat data ekonomi AS yang kinclong, maka kecemasan Perry dan Sri Mulyani itu adalah ancaman yang sangat nyata. Indonesia tidak boleh lengah, harus selalu waspada.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dru)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular