
Perluasan Pasar & Digitalisasi Jadi Jurus Bank Jatim di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) akan fokus melakukan transformasi digital untuk produk dan layanan perbankan di semester kedua tahun ini. Dengan begitu Bank Jatim bisa mencapai bisnis yang lebih efisien dengan cakupan yang lebih luas.
"Salah satu strategi kami adalah mengakselerasi produk digital kami, produk dan proses bisnis dengan update core banking sistem kami yang mau tidak mau harus dievaluasi," kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, dalam VIP Forum dengan tema "Kebangkitan Ekonomi Daerah Pascapandemi Bersama Asbanda", Kamis ini (20/5) yang digelar CNBC Indonesia.
Pihaknya juga akan memperluas pasar yang selama ini belum tergarap dengan maksimal, terutama di sisi kabupaten dan kota. Busrul mengatakan saat ini baru 60% ASN yang dijangkau oleh Bank Jatim, sehingga masih ada potensi yang bisa dikembangkan.
Apalagi Bank Jatim tahun ini bukan hanya menyasar kredit konsumtif pada ASN untuk mendorong daya beli, melainkan juga membangkitkan UMKM melalui KUR. Busrul mengatakan akan meningkatkan portofolio kredit produktif khususnya UMKM pada tahun ini.
"Tahun ini yang membedakan, sisi bisnis kami menyalurkan dana KUR Rp 1 triliun dan melakukan assessment di masing-masing daerah untuk memetakan kembali sektor-sektor UMKM yang bisa memiliki multiplier effect yang bagus," kata dia.
UMKM yang memiliki potensi daya saing dan padat karya menurutnya memiliki potensi untuk berkembang di Jatim.
"Untuk itu kami ahrus mengupgrade core banking system kami, dengan kecepatan yang lebih baik tentu bisa memberikan layanan yang lebih baik pada nasabah dan masyarakat. Selain itu kekurangan-kekurangan layanan sebelumnya bisa teratasi," kata Busrul.
"Bu Gubernur secara aktif memberikan akses pada kami. Tinggal bagaimana menggandeng stake holder lain dan sektor riil untuk mewujudkan tahun ini sebagai Jatim bangkit sesuai arahan," tambahnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pulihan Ekonomi Daerah, BPD Salurkan Kredit PEN Rp 36,4 T