
Khawatir Kredit Macet, Asbanda: Ada Masalah Klaim Asuransi

Jakarta, CNBC Indonesia- Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengatakan ada satu masalah terkait dengan yang menghambat kinerja industri dan memerlukan solusi segera.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Asbanda Wimran Ismaun membacakan kata sambutan dari Ketua Umum Asbanda Supriyatno, dalam acara CNBC Indonesia VIP Forum yang mengambil tema "Kebangkitan Ekonomi Daerah Pascapandemi Bersama Asbanda" Kamis (20/5/2021).
"Kami menghadapi kendala terkait kerja sama dengan perusahaan asuransi. Banyak kalim yang belum bisa diselesaikan dan ini sangat mengkhawatirkan kita. Jangan sampai kredit kita menjadi kredit macet," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wimran mengatakan kinerja Bank Pembangunan Daerah lebih baik dibandingkan industri perbankan di tengah pandemi Covid-19.
"Kinerja keuangan BPD, sampai Desember 2020 BPD mengalami peningkatan, bahkan di saat perbankan nasional mengalami penurunan BPD alami pertumbuhan penyaluran kedit 5,15%, perbankan nasional turun 2,41%," ujar Wimran
Bahkan, tuturnya, ketika sebagian bank memberikan laporan keuangan yang dalam kondisi sulit, sejumlah BPD malah membukukan laporan keuangan positif. Peningkatan terlihat jelas di beberapa pos keuangan.
"(Hingga akhir Desember 2020) Total aset BPD mencapai Rp 765,89 T, naik yoy 6,64% dari total tahun sebelumnya Rp 718,19 T," ujarnya.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) BPD naik 10,9% menjadi Rp 588,62 triliun pada Desember 2020. Kredit tumbuh 5,15% menjadi Rp 492,04 triliun.
"Laba BPD naik Rp 12,07 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 11,32 triliun. Adapun modal inti mencapai Rp 84,88 triliun, naik 8,33% dari Rp 78,35 triliun," jelas Wimran.
Dalam rang mendukung pemulihan ekonomi daerah, BPD juga telah menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 36,4 triliun Jumlah ini 2,2 kali lipat dibandingkan dana pemerintah PEN dari pemerintah pusat yang ditempatkan di sejumlah BPD.
"Penempatan dana pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional di BPD sebesar Rp 16,25 triliun dan sudah disalurkan Rp 36,4 triliun atau 2,2 kali dari dana yang diterima BPD," ujar Wimran.
Lebih rinci Wimran menjabarkan bahwa dari dana PEN tersebut sebanyak 22,59% disalurkan kepada UMKM, sementara sisanya disalurkan kepada non UMKM. Penyaluran kredit dana PEN bertujuan agar memulihkan ekonomi dunia usaha dari pandemi Covid-19.
"BPD di seluruh daerah umumnya dimiliki pemda selalu berusaha membantu pemda dan masyarakat di daerah dalam menghadapi permasalahan di daerah, apalagi saat ini sebagai dampak pandemi," tegas Wimran.
Bukan hanya itu peran BPD dalam pemulihan ekonomi, para bank daerah juga melakukan sejumlah program untuk meringankan beban para pelaku usaha. Program tersebut antara lain restrukturisasi kredit, rescheduling kredit hingga penurunan suku bunga kredit.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pulihan Ekonomi Daerah, BPD Salurkan Kredit PEN Rp 36,4 T