Terungkap! 5 Fakta di Balik Pailitnya Pengelola Centro

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 May 2021 08:05
Centro Bintaro Exchange (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Centro Bintaro Exchange (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

3. Tutup Gerai di Yogyakarta setelah 15 Tahun

Gerai ritel Centro Department Store di Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta, resmi tutup mulai Rabu (17/3/2021). Tozy, sebagai pengelola, awalnya melakukan penutupan gerainya di Plaza Ambarrukmo, lalu kemudian Centro di Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, Banten.

Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh Tozy. Sementara di negeri jiran Malaysia, terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang tercatat di Bursa Malaysia.

Situs resmi Centro mencatat, kiprah Parkson dalam bisnis ritel di Indonesia dimulai dengan mengakuisisi Centro Department Store pada tahun 2011 di bawah naungan PT Tozy Sentosa, yang kemudian diputus pailit ini.

Jaringan Centro Department Store yang ada diperluas di segmen kelas menengah, dan sekaligus mengenalkan Parkson Department Store untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah ke atas di kota-kota besar di Tanah Air.

Parkson Department Store di Indonesia saat ini memiliki tiga gerai, yakni toko pertama yang dibuka pada November 2013 di The Center Point Mall Medan.

Kemudian, sebuah toko kedua yang dibuka pada Juni 2014 di Lippo Mall Puri, St. Moritz. Lalu, toko ketiga pada bulan Desember 2015 di Hartono Mall Yogyakarta.

Sementara, Centro Department Store saat ini tercatat telah memiliki 12 toko

Khusus di Yogyakarta, jaringan ritel ini telah melayani masyarakat Yogyakarta selama 15 tahun sejak Plaza Ambarrukmo berdiri.

4. Ini dia Pemilik Terakhir Centro

Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh Tozy. Sementara di negeri jiran Malaysia, terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang tercatat di Bursa Malaysia.

Parkson Retail Asia Ltd didirikan pada 1987. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan per Juni 2020, Parkson adalah salah perusahaan bisnis ritel department store di kawasan Asia. Perusahaan ini pertama kali melantai di Bursa Singapura pada 3 November 2011.

Secara total, sampai 30 Juni tahun lalu Parkson memiliki 61 gerai department stores, terdiri dari 42 gerai di Malaysia, 4 di Vietnam dan 15 di Indonesia.

Selain berfokus pada bisnis fashion, Parkson juga memperkenalkan outlet makanan dan minuman untuk melengkapi department stores mereka.

Per Juni 2020, UOB Kay Hian PTE LTD tercatat menjadi pemegang saham pengendali Parkson dengan jumlah saham 479.800.600 saham atau 71,21% dari porsi total saham perusahaan.

Kemudian, HSBC (Singapore) Nominees PTE LTD menguasai 4,95% saham atau 33.337.700 saham, Phillip Securities PTE LTD memegang 1,03% saham atau setara dengan 6.963.300 saham. Sisanya, saham Parkson dipegang oleh pemegang saham di bawah 1%.

5. Dampak pandemi

Asosiasi sektor ini pun bersuara terkait dengan ritel yang 'berdarah-darah'. Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengungkapkan bahwa kemungkinan ada satu toko ritel tutup setiap harinya. Permintaan yang masih lemah menjadi penyebab pengusaha ritel sulit menanggung beban.

"Setiap hari kami hitung dari sisi asosiasi, hampir satu toko tutup setiap hari di seluruh Indonesia termasuk di Bali. Kalau kita lihat tiga bulan ini, sudah ada 90 toko yang tutup termasuk minimarket, supermarket, department store, maupun juga tenant," paparnya belum lama ini.

Dia mengatakan, industri ritel memang sangat terdampak oleh pandemi. Ritel adalah usaha yang mengedepankan pelayanan langsung, bertatap muka dengan konsumen. Selain menjual barang, usaha ritel juga menawarkan pelayanan dan interaksi antar-manusia.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular