Produknya Terancam Diboikot, Ini 'Jeroan' Keuangan Indomaret

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
17 May 2021 17:45
Indomaret (Tangkapan Layar Website Indomaret)
Foto: Indomaret (Tangkapan Layar Website Indomaret)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indomarco Prismatama (Indomaret), perusahaan asosiasi dari PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) milik Grup Salim tengah mendapat tekanan berupa ancaman pemboikotan produk dari serikat buruh.

Ancaman ini dipicu oleh anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Anwar Bessy yang dijadikan sebagai tersangka karena menuntut Tunjangan Hari Raya (THR) 2020.

Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz mengatakan akan memboikot produk Indomaret jika anggotanya itu tidak dibebaskan dari tuntutan pidana.

Selain FSPMI, dalam konferensi pers virtual, Minggu (16/5) kemarin, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal juga mempertanyakan peran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dalam kasus ini. Pasalnya, sampai saat ini Indomaret disebut belum melunasi THR 2020 yang dibayar 50%.

Lalu bagaimana kondisi keuangan perusahaan sampai masih tidak mampu melunasi THR karyawan tahun 2020 lalu secara penuh?

Dari sisi Indomaret secara detail bukan perusahaan terbuka dan tidak tercatat laporan keuangan publikasi sehingga tidak bisa terlihat laba rugi.

Indomaret adalah perusahaan asosiasi dari Indoritel Makmur Internasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham DNET.

Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya.

Statusnya sama dengan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Laporan keuangan September 2020 dari DNET mencatat, bagian laba dari ROTI mencapai Rp 32,78 miliar, dan FAST (pengelola KFC) tercatat bagian ruginya mencapai Rp 109,72 miliar. Adapun bagian laba dari Indomaret yakni Rp 198,68 miliar.

DNET belum merilis laporan keuangan audit 2020 dan laporan kuartalan 2021.

Menurut laporan keuangan terbaru DNET per September 2020 itu, perusahaan milik Grup Salim tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 102% secara tahunan menjadi Rp 316,50 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 156,04 miliar.

Meskipun mengalami kenaikan pendapatan yang signifikan pada kuartal III 2020, laba bersih perusahaan malah turun 72,92% dari semula Rp 265,84 miliar menjadi Rp 71,98 miliar pada akhir September tahun lalu.

Penurunan laba bersih ini salah satunya terjadi karena meningkatnya beban usaha berupa cadangan kerugian penurunan nilai - neto sebesar Rp 36,96 miliar.

Aset perusahaan mengalami kenaikan tipis ke angka Rp 15,86 triliun dari posisi awal di akhir tahun 2019 sebesar Rp 15,48 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 4,56 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 11,29 triliun.

Adapun liabilitas perusahaan turut mengalami peningkatan 3,57% menjadi Rp 6,16 triliun dari semula Rp 5,94 triliun. Kewajiban ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 446,52 miliar dan sisanya jangka panjang senilai Rp 5,71 triliun.

Ekuitas perusahaan pun mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 9,69 triliun pada kuartal III 2020 naik dari posisi akhir tahun 2019 di angka Rp 9,53 triliun.

Di pasar modal, saham DNET berada di zona merah, tercatat pada pukul 13.50 WIB saham DNET turun 2,37% ke level Rp 3.300/saham. Dalam sepekan terakhir turun 0,90% dan sejak awal tahun ini melemah 5,71%. 

Pada penutupan perdagangan, saham DNET ditutup stagnan di Rp 3.380/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 47,94 triliun.

Sebelumnya, Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz memang menyatakan akan memboikot produk Indomaret jika anggotanya itu tidak dibebaskan dari tuntutan pidana.

"Kalau nanti manajemen Indomarco tidak merespons tuntutan kami, maka kami akan instruksikan untuk boikot seluruh produk-produk Indomaret di seluruh Indonesia dan saya akan instruksikan untuk melakukan aksi unjuk rasa di seluruh kantor pusat/cabang Indomaret di seluruh Indonesia," katanya dalam konferensi pers virtual, dilansir Detikfinance, Senin (17/5/2021).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Produk Indomaret Terancam Diboikot Buruh, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular