
Garap Vaksinasi hingga Bagi Dividen, Kejutan IRRA Belum Habis

Namun, potensi akuisisi dan lonjakan kinerja yang dipaparkan di atas belum tercermin dalam pergerakan harga saham perseroan di pasar. Saham IRRA tahun lalu melesat 146,15% tetapi sepanjang tahun berjalan penguatan baru terbentuk sebesar 3,13%.
Rasio harga terhadap laba per saham (price to earning/PE ratio) IRRA, yang saat ini sebesar 40 kali (Menggunakan EPS 2020), memang bisa disebutkan sudah cukup tinggi, karena rasio serupa untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada di angka 28 kali.
Namun jika menggunakan forward PE (mengacu pada EPS 2021 yang ditargetkan tumbuh 80%-100%) maka nilai PE saham IRRA berada di level 20-23x, atau masih berada di bawah rata-rata perusahaan sejenis di luar (peers-nya).
![]() |
Tingginya valuasi harga sekarang berpotensi menurun-sehingga saham menjadi murah-jika perseroan bisa mencapai atau melampaui target laba bersih akhir tahun, seperti yang dipertontonkan tahun lalu. Pandemi masih menjadi faktor kunci pemacu kinerja perseroan.
Berdasarkan analisisi teknikal, downtren berpeluang berbalik jika ada kejutan yang memacu pemodal untuk kembali mengakumulasi saham perseroan. Secara teknikal, saham IRRA memang di fase konsolidasi dalam pola descending triangle (segitiga menurun). Pola ini menunjukkan tren bearish atau menurun karena masih kuatnya tekanan dalam 3 bulan terakhir.
Namun, jangan salah. Jika titik support yang berada di batas bawah pola menjadi kian kuat, maka harga justru akan melenting ketika garis atas descending triangle terlewati. Batas bawah pola ini berada di kisaran 1.570/saham yang beberapa kali sukses menahan penurunan IRRA.
Kami menilai posisi tersebut beralasan untuk menjadi titik penahan (support) yang kuat, karena indikator Stochastic pada grafik harian terlihat sudah mendekati wilayah jenuh jual (oversold). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga.
![]() |
Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya, ketika saham IRRA turun ke 1.570/saham, maka Stochastic sudah mencapai oversold sehingga peluang rebound cukup besar.
Bicara potensi penguatan secara teknikal, harga saham IRRA berpeluang melesat jika menembus batas atas dalam pola descending triangle ini. Dalam hal ini, perlu konfirmasi penembusan di atas 1.900/saham.
Level tersebut berada di kisaran Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah IRRA pada level 350/saham yang disentuh pada 18 November 2019 ke rekor tertinggi 4.390/saham yang dicapai pada 13 Januari 2021.
Pola descending triangle di grafik harian IRRA memiliki lebar 1.470. Sehingga jika mampu menembus konsisten Retracement 61,8% pada 1.900/saham, maka potensi kenaikan juga bakal terbuka selebar pola tersebut.
Artinya, kami memperkirakan target kenaikan saham IRRA berpeluang terbuka ke level harga Rp 3.370/saham, atau memiliki potential upside sebesar 100% dalam 12 bulan ke depan dengan asumsi perseroan konsisten mencapai target pertumbuhan kinerja keuangannya.
Risiko yang masih membayangi kinerja fundamental perseroan dan target harga sahamnya adalah: wanprestasi atau kegagalan mencapai target penjualan dan laba bersih yang dipatok, volatilitas kurs rupiah yang bisa mempengaruhi biaya pengadaan bahan baku atau barang modeal, dan agresivitas kompetitornya terutama dari pemain BUMN.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]