Analisis Emiten

Garap Vaksinasi hingga Bagi Dividen, Kejutan IRRA Belum Habis

Arif Gunawan & Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 May 2021 15:45
INFOGRAFIS, Jumlah Dosis Vaksin yang Telah Tiba di Indonesia
Foto: Infografis/ Jumlah Vaksin yang Telah Tiba di Indonesia/ Edward Ricardo

Kinerja tahun lalu terangkat berkat pandemi, apakah tahun ini kinerja juga masih akan moncer?

Sejauh ini, jawabannya jelas: iya. Per kuartal I-2021, perseroan mencetak kenaikan pendapatan hingga 754% menjadi Rp 228,17 miliar, dan laba bersih melejit 853% menjadi Rp 20,85 miliar.

Untuk kinerja setahun penuh, emiten yang bergerak di bidang perlengkapan dan alat medis berteknologi tinggi (hi-tech healthcare solution) ini menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 80-100%.

Resep kinerja mereka masih akan terkait pandemi, dengan mengandalkan produk syringe (alat suntik vaksinasi), mesin plasma darah (Apheresis), alat tes antigen, dan beberapa produk baru yang diantaranya yaitu penguat kekebalan tubuh (immunomodulator) bermerek Avimac yang dipasarkan mulai April.

Penjualan perangkat tes swab antigen ditargetkan mencapai 10 juta unit, jauh lebih tinggi dari penjualan perangkat tersebut pada 2020 yang hanya 2,4 juta. Untuk syringe, perseroan melalui afiliasinya yakni PT Oneject Indonesia (Oneject) bakal memproduksi 1,2 miliar auto-disable syringe (ADS) untuk vaksinasi pada 2021, melesat dari 300 juta (2020).

Kabar kejutan juga kemungkinan bakal terjadi tahun ini, karena perseroan berpeluang melakukan aksi korporasi tahun ini, guna menjadi pemimpin produksi dan inovasi peralatan medis nasional. Salah satu target akuisisi adalah Oneject, yang telah disinggung beberapa kali sejak tahun lalu.

Akuisisi ini secara finansial sangat mungkin dilaksanakan, karena perseroan memiliki neraca keuangan sehat, kas berlebih, dan saham dalam portepel sebanyak 100 juta unit (per Maret 2021) yang bisa dijual sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.

Belum lagi jika memasukkan opsi penerbitan saham baru (rights issue) dan merilis instrumen hybrid seperti convertible bond (CB) atau surat utang yang bisa ditukar menjadi kepemilikan saham.

Laba ditahan tahun lalu mencapai Rp 42,5 miliar. Posisi kas juga masih melimpah dengan kas operasi Rp 147 miliar (2020), melesat dari posisi 2019 yang minus Rp 7,8 miliar. Jika ditotal, kas dan setara kas IRRA mencapai Rp 233 miliar atau naik 443,7% dari posisi 2019 (Rp 42,9 miliar).

Sekiranya itu belum cukup untuk membiayai akuisisi saham Oneject atau perusahaan lain tahun ini, perseroan bisa melego saham dalam portepelnya. Jika mengacu pada harga sekarang (Rp 1.650/saham), maka dana yang diraup setara Rp 165 miliar jika penjualan dieksekusi hari ini.

Dengan akuisisi tersebut, perseroan mendapat sumber pertumbuhan baru dari bisnis manufacturer medical device dengan optimalisasi produksi 1,2 miliar syringe per tahun dan melebarkan sayap untuk menggarap pasar global.

Jangan kaget, produk syringe perseroan telah memenuhi standar internasional dan disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Tidak hanya memproduksi syringe, perseroan juga mampu memproduksi kantung darah serta lokalisasi produksi antigen test yang selama ini diimpor.

NEXT: Bagaimana Valuasi Sahamnya?

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular