Dow Futures Melemah 0,45%, Bursa Asia Mayoritas Merah

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
12 May 2021 12:50
Wallstreet
Foto: yazid

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham futures Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Rabu (12/5/2021), setelah sebelumnya melemah parah semenjak Februari lalu.

Pukul 12:21 WIB, Dow Jones Index Future melemah 0,45% ke level 34.028.000. Pada Selasa (11/5/2021), saham teknologi kembali melemah namun akhirnya pulih, mendorong penjualan di pasar yang lebih luas.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) anjlok 473,66 poin, atau 1,36% menjadi 34.269,16. Kemudian indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 36,33 poin, atau 0,87%, menjadi 4.152,1 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun tipis 12, 43 poin, atau 0,09%, menjadi 13.389,43.

"Hari ini terasa seperti mengejar ketertinggalan di saham-saham teknologi yang telah melemah sepanjang bulan ini dan akhirnya meluas ke area lain di pasar saham dan kita sedang menyaksikan pelemahan yang lebih luas," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, Carolina utara, AS kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (12/5).

Selama perdagangan berlangsung, Indeks Volatilitas CBOE yang mengukur tingkat kekhawatiran pasar yang diturunkan oleh harga option pada S&P 500, melonjak ke level 23,73, level yang tidak terlihat dalam dua bulan.

"Aksi jual aset berisiko pada Senin lalu terus berlanjut hingga pagi hari ini karena kami melihat pasar memerah dan tampaknya masih ada kekhawatiran sedikit atas inflasi akhir-akhir ini serta menjadi katalis utama untuk pelemahan baru-baru ini dalam ekuitas global." kata Brian Price, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Network, dikutip dari CNBC International.

Pelaku pasar akan mengamati laporan indeks harga konsumen (IHK) Departemen Tenaga Kerja, yang akan dirilis Rabu (12/5) waktu setempat, untuk menyimak lebih lanjut lanjut potensi tekanan inflasi.

Dow Jones memperkirakan, IHK AS pada April tahun tumbuh 0,2% dari bulan sebelumnya sebesar 3,6% pada periode yang sama tahun lalu, di mana kenaikan indeks harga konsumen utama ini akan menjadi yang terbesar sejak September 2011.

Sementara itu IHK yang tidak termasuk makanan dan energi diperkirakan naik 0,3% pada April tahun ini dari sebelumnya 2,3% pada April 2020.

Investor semakin khawatir tentang ancaman kenaikan inflasi namun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell berulang kali mengatakan bahwa kenaikan inflasi sekarang ini seharusnya hanya bersifat sementara.

Di lain sisi, seiring dari pelemahan bursa saham AS dan indeks future AS, bursa saham Asia mayoritas masih mengalami pelemahan.

Pada pukul 12:33 WIB, indeks Nikkei Jepang ambles 1,47% ke level 38.189,17, STI Singapura melemah 0,59%, dan KOSPI Korea Selatan ambrol 1,38% ke 3.165,12.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,18% ke 28.063,67 dan Shanghai Composite China naik tipis 0,03%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Tunggu Momentum, Dow Futures Bergerak Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular