Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

BBCA-BBRI Masih di Puncak, Kapitalisasi Bang Jago Salip Emtek

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
03 May 2021 13:23
Bank Rakyat Indonesia bri (detikFoto/Ari Saputra)
Foto: Bank Rakyat Indonesia (detikFoto/Ari Saputra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan kinerja kurang baiknya pada pekan lalu, di mana IHSG melemah 0,35% pada pekan lalu.

Namun, pelemahan ini sudah membaik dari pekan sebelumnya yang ambruk hingga 1,14%. Pada perdagangan akhir pekan lalu (30/4/2021), IHSG berakhir melemah 0,29% di level 5.995,62.

Alhasil, nilai kapitalisasi pasar 10 terbesar (big cap) kembali mengalami penurunan pada pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir pekan lalu, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-sahambig capturun menjadi Rp 2.941 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 2.992 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten30 April 2021No.Emiten23 April 2021No.Emiten16 April 2021
1.Bank Central Asia/BBCA7821.Bank Central Asia/BBCA7801.Bank Central Asia/BBCA766
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4952.Bank Rakyat Indonesia/BBRI5192.Bank Rakyat Indonesia/BBRI530
3.Telkom/TLKM3173.Telkom/TLKM3283.Telkom/TLKM333
4.Bank Mandiri/BMRI2854.Bank Mandiri/BMRI2844.Bank Mandiri/BMRI291
5.Unilever/UNVR2295.Unilever/UNVR2325.Unilever/UNVR241
6.Astra/ASII2236.Astra/ASII2286.Astra/ASII213
7.Chandra Asri/TPIA1807.Chandra Asri/TPIA1837.Chandra Asri/TPIA190
8.Sampoerna/HMSP1548.Sampoerna/HMSP1528.Emtek/EMTK156
9.Bank Jago/ARTO1399.Emtek/EMTK1449.Sampoerna/HMSP155
10.Emtek/EMTK13710.Bank Jago/ARTO14210.Bank Jago/ARTO154

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (30/4/2021)

Berdasarkan data di atas, mayoritas big cap masih mengalami penurunan market cap-nya, hanya tiga saham yang market cap-nya masih cenderung menguat dan penguatannya juga cenderung tipis-tipis.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menjadi 'raja kapitalisasi pasar' hingga akhir pekan lalu, dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 782 triliun atau naik tipis Rp 2 triliun pada pekan lalu.

Selanjutnya, di posisi runner up masih diduduki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 495 triliun atau turun Rp 24 triliun. Adapun penurunan market cap BBRI menjadi yang terbesar pada akhir pekan lalu

Sementara untuk market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang sebelumnya sempat di posisi ke-9 kini berada di posisi ke-10, disusul oleh market cap PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Adapun untuk market cap saham ARTO pada akhir pekan lalu turun sebesar Rp 3 triliun menjadi Rp 139 triliun, sedangkan untuk market cap saham EMTK turun sebanyak Rp 7 triliun menjadi Rp 137 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

NEXT: Analisis Pasar

Merosotnya IHSG pada pekan lalu, terutama di awal pekan lalu disebabkan oleh sejumlah sentimen negatif, mulai dari sepinya transaksi akibat beralihnya investor ke aset kripto, kinerja keuangan emiten yang kurang memuaskan hingga prospek pertumbuhan ekonomi yang terus terpangkas.

Koreksi juga terjadi di tengah kekhawatiran kenaikan lagi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), menyusul indikasi bakal menguatnya inflasi di Negeri Sam. Jika imbal hasil obligasi acuan di AS naik, maka pembalikan modal berpeluang terjadi.

The Fed yang tetap dovish memberikan jaminan bahwa kekhawatiran seputar taper tantrum (koreksi berjamaah indeks bursa negara berkembang karena The Fed mengurangi pembelian surat berharga di pasar) sudah memudar.

Pasar memilih mengantisipasi rilis angka inflasi inti di Amerika Serikat (AS) pada Jumat malam lalu, yang tercermin dari data Personal Consumer Expenditure (PCE) per Maret.

Konsensus Trading Economics berujung pada proyeksi angka 1,8% atau melampaui imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang kini di angka 1,6%.

Ada kekhawatiran bahwa jika angka PCE per Maret melonjak, imbal hasil obligasi pemerintah AS pun menguat karena kebutuhan investor untuk mengompensasi gerusan inflasi terhadap keuntungan mereka.

Kenaikan imbal hasil pun membuka peluang lebih besar akan terjadinya penarikan modal (capital outflow)investor global di pasar modal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular