Biang Kerok IHSG Anyep di April, Asing Obral 10 Saham Top Ini

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 May 2021 07:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank-bank BUMN masuk dalam deretan saham dengan catatan jual bersih asing terbesar (net sell) sepanjang April lalu (1 bulan) di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rendahnya nilai transaksi harian.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat ada empat BUMN (tiga bank BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan net sell Rp 1 triliun, disusul PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Rp 302 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan net sell Rp 248 miliar. 

Satu saham BUMN non-bank yang masuk yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan net sell Rp 288 miliar.

Adapun satu bank dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) net sell Rp 734 miliar. Market cap bank milik Grup Djarum ini terbesar yang menembus Rp 790 triliun hingga Jumat (30/4/2021) lalu.

Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang April lalu minus 0,26% di posisi 5.995,62 setelah ditutup turun 0,29% pada perdagangan terakhir, Jumat (30/4/2021).

Pada Jumat lalu, nilai transaksi tercatat Rp 9,95 triliun dengan volume perdagangan 18,97 miliar saham dan 981.359 kali transaksi. Ada 197 saham naik, 276 saham turun, dan 168 saham stagnan.

Sehari, asing masuk Rp 139 miliar di pasar reguler, sepekan asing keluar Rp 363 miliar, dan sepanjang April lalu asing tercatat masih net sell (jual bersih) Rp 3,42 triliun.

Berikut saham-saham yang dilepas asing dan mengalami koreksi harga sehingga berpengaruh pada pergerakan IHSG mengingat market cap mereka cukup besar, beberapa di antaranya di atas Rp 100 triliun.

Top 10 Net Foreign Sell (1 Bulan, April), Reguler

1. Bank BRI (BBRI), net sell Rp 1 T, saham -5,59% Rp 4.050

2. Bank Central Asia (BBCA), Rp 734 M, saham +2,89% Rp 32.025

3. Bank BTN (BBTN), Rp 302 M, saham -7,83% Rp 1.590

4. Telkom (TLKM), Rp 288 M, saham -5,60% Rp 3.200

5. Bank Mandiri (BMRI), Rp 248, saham -0,40% Rp 6.175

6. Sarana Menara (TOWR), Rp 195 M, saham +3,64% Rp 1.140

7. Astra International (ASII), Rp 163 M, saham +2,80% Rp 5.500

8. Tjiwi Kimia (TKIM), Rp 133 M, saham -7,85% Rp 9.975

9. Indah Kiat (INKP), Rp 102 M, saham -14,35% Rp 9.100

10. Ciputra Development (CTRA), Rp 92 M, saham flat Rp 92 M

NEXT: Rekomendasi saham bank, simak!

Kendati sepanjang April kinerja saham bank-bank BUMN drop, kecuali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sendirian naik, tapi bank-bank pelat merah masih masuk rekomendasi pelaku pasar.

Apalagi kinerja empat bank besar di Indonesia yaitu BNI, BCA, BRI dan Bank Mandiri diramal membaik setelah tahun lalu sempat babak belur karena Covid-19. Pertimbangannya lantaran secara pangsa pasar kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang dominan.

"Sebenarnya kalau lihat result yang akan keluar big bank, secara performance akan bagus. Industri perbankan bisa dikategorikan oligopolis market. empat bank besar ini secara market share kredit atau DPK mendominasi di atas 45%," kata Analis BRI Danareksa sekuritas, Eka Savitri kepada CNBC Indonesia dalam acara Cuap Cuap Cuan, Kamis (22/4/2021).

Oleh sebab itu, tahun ini, empat bank besar ini berpotensi mengalami titik balik dengan kondisi jauh lebih baik. Tahun lalu, kinerja yang kurang bagus tercermin dari kinerja yang tetap profit sayangnya pertumbuhannya negatif.

Dia menilai, bagi investor yang ingin mengoleksi saham-saham perbankan ini, ada beberapa poin yang harus diwaspadai. Pertama dari sisi loan growth atau pertumbuhan kredit. Selanjutnya Net Interest Margin atau margin bunga bersih.

"Pertama secara loan growth secara NIM itu mereka cukup solid. ROA [return on asset] perlu tau kualitas aset seperti apa, apakah turun atau naik. Selanjutnya NPL naik kurang baik kecuali kita lebih tau detail kenaikan apa. Kemudian valuasi, valuasi mahal tapi punya unit bisnis model cukup bisa justifikasi," tegasnya.

Selanjutnya jika melihat investor asing yang sudah terlihat memburu saham perbankan, dia mengatakan jika bank-bank kapitalisasi besar sudah mulai solid. Dia melihat, harga saham big cab sektor perbankan ini menurutnya sudah mulai dijual dengan harga murah.

"Secara valuasi saham perbankan murah dibanding all time high. Dari sisi margin pasti ada improvement dibanding tahun lalu," pungkasnya.

Dari sisi kinerja, BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal I-2021. Realisasi tersebut merosot sekitar 43,7% secara tahunan dari Rp 4,25 triliun.

BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7,04 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, tumbuh 7% secara tahunan (YoY) dari periode yang sama tahun lalu Rp 6,58 triliun.

BMRI mencetak realisasi laba bersih mencapai Rp 5,92 triliun, terkoreksi 25,25% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,92 triliun. Sementara itu BBRI belum memberikan laporan Q1-2021.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular