
Erick Godok Holding RS BUMN, Sekuat Apa Lawan Emtek-Grab dkk?

Lalu, bagaimana head-to-head holding RS pelat merah dengan emiten pengelola RS, termasuk SAME?
Kekuatan pengelola RS Omni Hospitals, SAME, perlu diwaspadai oleh holding RS BUMN. Pasalnya, pada akhir tahun lalu, Grup Emtek alias EMTK mengumumkan telah mengakuisisi 71,88% saham SAME.
Dengan ini, SAME tentu memperluas jaringan bisnisnya, mengingat Emtek sebelumnya sudah masuk ke sektor layanan kesehatan melalui anak perusahaan, pengelola rumah sakit PT Elang Medika Corpora (EMC).
EMC, yang didirikan pada 2015, merupakan induk perusahaan dari UNPM(PT Unggul Pratama Medika), Rumah Sakit (RS) EMC Sentul dan RS EMC Tangerang, dengan kapasitas total lebih dari 400 tempat tidur.
Belum lagi, baru-baru Emtek juga mendapatkan suntikan dana segar dari dua investor strategis.
Pertama, dari raksasa penyedia jasa ride-hailing di Asia Tenggara Grab.
Grab Holdings Inc, masuk ke Emtek dengan membeli 4,6% saham perusahaan lewat H Holding Inc. Grab memanfaatkan skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement yang digelar Emtekakhir Maret lalu.
Dari total jumlah private placement Rp 9,2 triliun, setidaknya Grab menyuntikkan modal dengan membeli saham baru Emtek senilai Rp 4 triliun.
Kedua, Naver Corporation, perusahaan asal Korea Selatan, yang bisnis utamanya adalah mesin pencari (search engine) dan layanan aplikasi Line Messenger.
Khusus Grab, perusahaan serba-bisa ini berminat untuk mengembangkan peluang bisnis baru di sektor digital dan media bersama Emtek, termasuk di layanan kesehatan.
Untuk yang disebut terakhir, seperti diketahui Grab juga sudah mempunyai 'amunisi'-nya sendiri.
Sejak akhir 2019, Grab bermitra dengan Good Doctor Technology Indonesia, perusahaan penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi, meluncurkan layanan kesehatan digital dalam satu platform yang bernama GrabHealth powered by Good Doctor.
Tentu saja, penetrasi Grab ke layanan kesehatan bertujuan untuk mengimbangi kekuatan sang pesaing, Gojek, yang juga bermitra dengan perusahaan penyedia layanan kesehatan lainnya, Halodoc.
Sebagai informasi, pada tahun lalu pertumbuhan kinerja Grab terbilang solid, dengan total transaksi alias Gross Merchandise Value (GMV) yang mencapai US$ 12,5 miliar atau setara dengan Rp 175 triliun.
Adapun aset SAME boleh diadu dengan aset induk perusahaan RS pelat merah, Pertamedika.
Per 2019 aset Pertamedika Rp 1,59 triliun atau kira-kira 32% dari total aset holding RS.
Sementara, aset SAME per akhir 2020 tercatat lebih besar ketimbang Pertamedika, yakni Rp 1,89 triliun. Aset SAME ini sebenarnya malah menyusut ketimbang 2019 yakni Rp 2,23 triliun.
SAME memiliki empat unit rumah sakit, dengan unit baru di Balikpapan sedang dibangun.
Apabila ditilik dari jumlah kapasitas tempat tidur, jumlah milik SAME mencapai 700, tentu jauh lebih kecil ketimbang total milik holding RS yang sebanyak 6.909 kapasitas tempat tidur.
Namun, bagaimana kalau perbandingannya diperluas dengan memasukkan lima emiten pengelola rumah sakit lainnya?
NEXT: Persaingan 5 Emiten RS
