
Erick Godok Holding RS BUMN, Sekuat Apa Lawan Emtek-Grab dkk?

Namun, bagaimana kalau perbandingannya diperluas dengan memasukkan lima emiten pengelola rumah sakit lainnya?
Sebagai catatan, aset SAME tergolong paling kecil ketimbang lima emiten RS lain.
Per September 2020 aset pengelola RS Hermina yakni HEAL mencapai Rp 5,81 triliun. Kemudian, aset pengelola RS Siloam SILO sebesar Rp 8,43 triliun per akhir 2020.
Ketiga, pengelola RS Mayapada memiliki aset sebesar Rp 4,28 triliun pada kuartal III 2020. Tidak ketinggalan, aset pengelola RS Mitra Keluarga MIKA mencapai Rp 6,37 triliun pada tahun lalu.
Bisa dilihat, total aset holding RS yang senilai hampir Rp 5 triliun itu masih kalah dengan masing-masing aset HEAL, SILO ataupun MIKA.
Selain total aset, mari kita lakukan perbandingan kasar antara jumlah rumah sakit dan kapasitas tempat tidur milik holding RS BUMN dengan milik enam emiten pengelola RS.
Untuk melakukan estimasi ini, Tim Riset CNBC Indonesia menggunakan rilis pers dan laporan tahunan milik tiap emiten per 2019 dan 2020.
Tadi disebutkan total pengelolaan RS BUMN sebanyak 69 rumah sakit.
Apabila kita menjumlahkan 4 rumah sakit SAME, 39 RS milik SILO, 4 RS punya SRAJ, 7 milik CARE, 17 MIKA dan 38 milik HEAL, didapatkan hasil 109 rumah sakit.
Ini menunjukkan, jumlah rumah sakit milik emiten-emiten RS swasta lebih banyak ketimbang total milik RS BUMN.
Kemudian, jumlah kapasitas tempat tidur RS BUMN yang sebanyak 6.909 tempat tidur juga lebih sedikit dibandingkan 6 emiten RS. Menurut estimasi, kelima emiten RS swasta, minus SRAJ yang datanya tidak ditemukan, memiliki 17.102 tempat tidur. Angka ini tentu jauh melebihi milik holding RS BUMN.
Dengan melihat gambaran di atas, holding RS BUMN tampaknya tidak akan mudah mengarungi persaingan di bisnis layanan kesehatan Tanah Air.
Ini karena SAME yang disokong pendanaan dan jaringan Grup Emtek dan, secara tidak langsung juga oleh Grab. Selain itu, ada juga SILO yang di belakangnya berdiri konglomerasi Grup Lippo dan SRAJ yang didukung taipan super tajir Dato' Sri Tahir.
Hanya saja status BUMN memiiki keunggulan tersendiri sehingga jika nanti mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia punya daya tawar tersendiri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
