
Bulan Puasa, Bursa Saham juga Ikutan Lesu, Fakta atau Mitos?

Sejumlah analis memprediksi bursa akan lesu selama bulan puasa tahun ini. Dilansir CNBC Indonesia, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menuturkan, pelemahan IHSG akhir-akhir ini, salah satunya disebabkan oleh penurunan transaksi di bursa menjelang Ramadan.
Pengamat pasar modal dari MNC Asset Managemen Edwin Sebayang juga sepakat, sepinya perdagangan di bursa akan berlangsung selama bulan Ramadan hingga lebaran di bulan Mei.
Setali tiga uang, Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga memproyeksikan nilai transaksi di bursa saham domestik sepanjang April ini masih akan cenderung terkonsolidasi.
Hal tersebut, imbas dari kondisi makroekonomi domestik yang belum bertenaga dan momentum Ramadan.
Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas, Roger M.M. memprediksi nilai transaksi bursa saham akan terpangkas menjadi kisaran Rp 9 triliun per hari, turun dari rerata Januari, Februari, serta Maret yang masing-masingnya Rp 20 triliun, Rp 15 triliun, dan Rp 10 triliun per hari.
Dia juga memprediksi, IHSG akan terkonsolidasi downtrend sebagai support (batas bawah) 5.892-5.735 serta resisten (batas atas) 6.195-6.281.
Memang, IHSG sedang letoy akhir-akhir ini. Dalam sebulan terakhir IHSG sudah amblas 5,94%. Bahkan, kemarin, Senin (12/4), IHSG ambruk parah 2,00% ke 5.948,56.
Tercatat dalam 5 pekan terakhir, IHSG hanya mampu menguat satu pekan. Bahkan IHSG sudah terkoreksi parah dari level 6.350 hingga saat ini ambruk ke bawah 5.950 atau koreksi sebesar 400 indeks poin.
Menariknya selain IHSG yang terus terkoreksi, nilai transaksi di bursa lokal juga terus menyusut hingga ke rata-rata Rp 8-9 triliun per hari.
Angka ini tentu saja jauh di bawah rata-rata perdagangan Januari 2020 ataupun pada kuartal ketiga tahun 2020 dimana dalam sehari IHSG bisa mencatatkan transaksi mencapai Rp 25 triliun.
Pada periode tersebut memang IHSG sedang gencar-gencarnya naik sehingga investor ritel sangat aktif bertransaksi di bursa. Tercatat pada bulan 10,11, dan 12 IHSG mencatatkan apresiasi masing-masing 5,30%, 9,44%, dan 6,53% yang berhasil melesatkan IHSG dari level 5.238 ke angka 5.979.
Sejak saat itu nilai transaksi IHSG tak lagi sama, secara perlahan nilai transaksi saham menyusut hingga ke level saat ini dimana IHSG ditransaksikan tidak lebih dari Rp 10 triliun per hari.
Tampaknya, para pelaku pasar masih wait and see alias menunggu momen yang tepat untuk kembali masuk ke pasar, salah satunya soal laporan keuangan sejumlah emiten dan sejumlah aksi korporasi para emiten.
Jadi, 'mitos' lesunya bursa saat Ramadan mungkin saja bisa terjadi di kala bulan puasa datang, tetapi bisa juga tidak, karena ada sejumlah faktor dan sentimen lainnya yang ikut memengaruhi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
