Mau Ikutan Borong 15 Saham Ini Sepekan? Simak Daftarnya

tahir saleh, CNBC Indonesia
12 April 2021 06:01
ilustrasi Bursa
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup minus 0,02% di posisi 6.070 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (8/4/2021). Meski merah, tapi dalam sepekan terakhir IHSG masih menguat 0.98%.

Berdasarkan data BEI, ada dua saham yang paling banyak dibeli asing dalam sepekan yakni PT United Tractors (UNTR) dengan net buy Rp 53 miliar dan harga saham naik 2,48% di Rp 22.725/saham. Satu lagi yakni PT Adaro Energy (ADRO) dengan net buy Rp 48 miliar, saham naik 2,12% di Rp 1.205/saham.

Secara total, dalam sepekan terakhir investor asing kabur dari bursa saham domestik sebesar Rp 1,87 triliun. Meskipun asing mencatatkan aksi jual bersih di pasar reguler, tetapi IHSG bertahan menghijau.

Sepanjang perdagangan pekan lalu, IHSG menguat sebanyak tiga kali dan melemah dua kali. IHSG mengalami koreksi di awal dan akhir perdagangan Jumat.

Jika UNTR dan ADRO jadi saham buruan asing, saham bank raksasa RI yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing dilepas asing sebesar Rp 1 triliun dan Rp 547,5 miliar di saat yang sama.

Perdagangan sepekan lalu diwarnai dengan ambruknya saham-saham konstruksi setelah 'disentil' oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan karena tumpukan utang yang menggunung.

Di sisi lain saham-saham bank mini yang sebelumnya didera auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid mulai bergeliat. Pada dasarnya sentimen untuk saham cukup positif sepekan lalu.

Baik dolar AS maupun imbal hasil obligasi pemerintah Paman Sam tenor 10 tahun yang sebelumnya kesetanan kini mulai kalem dan seolah kehilangan taji. Kenaikan kedua aset tersebut sempat membuat pasar saham Asia mengalami outflow sebesar US$ 3,18 miliar atau setara dengan Rp 46,1 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.500/US$.

Di tengah tekanan jual asing, masih ada 15 saham dengan net buy terbesar di pasar reguler dalam sepekan lalu.

15 Top Foreign Buy Sepekan (5-9 April) Pasar Reguler

1. United Tractors (UNTR), net buy Rp 53 M, saham +2,48% Rp 22.725

2. Adaro Energy (ADRO), Rp 48 M, saham +2,12 Rp 1.205

3. Kalbe Farma (KLBF), Rp 47 M, saham flat Rp 1.550

4. PGN (PGAS), Rp 30 M, saham +0,38 Rp 1.320

5. PP (PTPP), Rp 27 M, saham -4% Rp 1.320

6. Indo Tambangraya (ITMG), Rp 23 M, saham +5,77% Rp 12.375

7. Wijaya Karya (WIKA), Rp 21 M, saham -4,23% Rp 1.470

8. Indofood CBP (ICBP) Rp 21 M, saham -0,84% Rp 8.875

9. Gudang Garam (GGRM), Rp 19 M, saham +4,75% Rp 38.050

10. Japfa (JPFA), Rp 16 M, saham +5,88% Rp 2.160

11. Barito Pacific (BRPT), Rp 14 M, saham +4,76% Rp 990

12. Vale Indonesia (INCO), Rp 9 M, saham +3,12% Rp 4.620

13. Media Nusantara (MNCN), Rp 8,4 M, saham +3,19% Rp 970

14. Unilever (UNVR), Rp 7 M, saham -2,265 Rp 6.475

15. Indosat (ISAT), Rp 6,4 M, saham +3,52% Rp 6.625

NEXT: Analisis UNTR-ADRO

Sebanyak dua saham banyak diborong asing dalam sepekan terakhir. Keduanya yakni United Tractors (UNTR) dan Adaro Energy (ADRO).

Untuk UNTR, perusahaah baru saja kehilangan kontak penting anak usahanya PT Pamapersada Nusantara dengan ADRO. Manajemen UNTR menyatakan saat ini Pamapersada Nusantara belum ada rencana untuk mencari pelanggan baru.

Manajemen UNTR menyebut, pelanggan dari Pamapersada Nusantara biasanya adalah pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

"Dari Pama, untuk customer yang baru memang belum ada. Kita juga paham bahwa customer Pama biasanya pemegang PKP2B," ujar Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma dalam RUPS dan Public Expose UNTR yang digelar secara virtual, Jumat (09/04/2021).

Berdasarkan data UNTR, beberapa produsen batu bara terbesar di Indonesia yang menjadi pelanggan Pama antara lain PT Adaro Indonesia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indominco Mandiri, PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal (anak usaha PT Bumi Resources Tbk) dan PT Jembayan Muarabara.

"Pama cukup terbatas customer yang besar," ujanya.

Oleh karena itu, menurutnya Pamapersada Nusantara akan berfokus pada peningkatan volume produksi dari pelanggan yang telah ada saat ini. Hal tersebut menurutnya sangat mungkin dengan melihat kondisi batu bara yang saat ini cukup menjanjikan.

"Maka yang diharapkan adalah penambahan volume dari customer-customer yang existing dan itu sangat dimungkinkan dengan melihat kondisi batu bara sekarang," tuturnya.

Dia menyebut ada pemulihan di bisnis pertambangan pada tahun ini dibandingkan dengan 2020.

"2021 cukup menjanjikan atau recovery dari 2020. Untuk customer baru, Pama belum ada rencana. Dan rencananya adalah bagaimana meningkatkan volume produksi dari customer sekarang," tegasnya.

Adapun sentimen bagi ADRO ialah prospek bisnis dan proyeksi sektor batu bara di 2021. Tahun lalu, ADRO mencatatkan penurunan laba bersih secara signifikan.

Laba bersih ADRO merosot 63,64% menjadi US$ 146,93 juta atau setara dengan Rp 2,05 triliun (Kurs 1 US$ = Rp 14.000), dari US$ 404,19 juta atau setara Rp 5,65 triliun

"Kinerja kami mencerminkan resiliensi model bisnis yang terintegrasi, berkat fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh lini bisnis. Walaupun harus menghadapi banyak tantangan, dari pandemi global sampai cuaca yang tidak mendukung, kami mampu memenuhi panduan produksi batu bara dan EBITDA operasional yang telah direvisi," kata Presiden Direktur dan CEO ADRO Garibaldi 'Boy' Thohir, dalam siaran pers.

Boy Thohir melanjutkan, perusahaan akan tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian yang ada, sembari memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi global akan membawa dampak positif terhadap industri.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular