Mau Ikutan Borong 15 Saham Ini Sepekan? Simak Daftarnya

tahir saleh, CNBC Indonesia
12 April 2021 06:01
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Sebanyak dua saham banyak diborong asing dalam sepekan terakhir. Keduanya yakni United Tractors (UNTR) dan Adaro Energy (ADRO).

Untuk UNTR, perusahaah baru saja kehilangan kontak penting anak usahanya PT Pamapersada Nusantara dengan ADRO. Manajemen UNTR menyatakan saat ini Pamapersada Nusantara belum ada rencana untuk mencari pelanggan baru.

Manajemen UNTR menyebut, pelanggan dari Pamapersada Nusantara biasanya adalah pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

"Dari Pama, untuk customer yang baru memang belum ada. Kita juga paham bahwa customer Pama biasanya pemegang PKP2B," ujar Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma dalam RUPS dan Public Expose UNTR yang digelar secara virtual, Jumat (09/04/2021).

Berdasarkan data UNTR, beberapa produsen batu bara terbesar di Indonesia yang menjadi pelanggan Pama antara lain PT Adaro Indonesia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indominco Mandiri, PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal (anak usaha PT Bumi Resources Tbk) dan PT Jembayan Muarabara.

"Pama cukup terbatas customer yang besar," ujanya.

Oleh karena itu, menurutnya Pamapersada Nusantara akan berfokus pada peningkatan volume produksi dari pelanggan yang telah ada saat ini. Hal tersebut menurutnya sangat mungkin dengan melihat kondisi batu bara yang saat ini cukup menjanjikan.

"Maka yang diharapkan adalah penambahan volume dari customer-customer yang existing dan itu sangat dimungkinkan dengan melihat kondisi batu bara sekarang," tuturnya.

Dia menyebut ada pemulihan di bisnis pertambangan pada tahun ini dibandingkan dengan 2020.

"2021 cukup menjanjikan atau recovery dari 2020. Untuk customer baru, Pama belum ada rencana. Dan rencananya adalah bagaimana meningkatkan volume produksi dari customer sekarang," tegasnya.

Adapun sentimen bagi ADRO ialah prospek bisnis dan proyeksi sektor batu bara di 2021. Tahun lalu, ADRO mencatatkan penurunan laba bersih secara signifikan.

Laba bersih ADRO merosot 63,64% menjadi US$ 146,93 juta atau setara dengan Rp 2,05 triliun (Kurs 1 US$ = Rp 14.000), dari US$ 404,19 juta atau setara Rp 5,65 triliun

"Kinerja kami mencerminkan resiliensi model bisnis yang terintegrasi, berkat fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh lini bisnis. Walaupun harus menghadapi banyak tantangan, dari pandemi global sampai cuaca yang tidak mendukung, kami mampu memenuhi panduan produksi batu bara dan EBITDA operasional yang telah direvisi," kata Presiden Direktur dan CEO ADRO Garibaldi 'Boy' Thohir, dalam siaran pers.

Boy Thohir melanjutkan, perusahaan akan tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian yang ada, sembari memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi global akan membawa dampak positif terhadap industri.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular