Analisis Teknikal

Kabar Baik Bermunculan, Saatnya IHSG Meroket ke Atas 6.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 April 2021 08:43
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,42% ke 5.985,522 pada perdagangan Rabu kemarin. Bahkan sebelumnya sempat jeblok nyaris 3% ke 5.892,645.

Data pasar mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) lebih dari Rp 1 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,1 triliun.

Koreksi di bursa nasional terjadi menyusul kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri yang menyergap bursa secara bersamaan. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksa dana BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

Diketahui BPJS merupakan salah satu investor institusi raksasa sehingga apabila porsi investasi dikerdilkan berpotensi adanya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (1/4/2021) kabar baik datang dari luar dan dalam negeri. Dari luar negeri, bursa saham Amerika Serikat ( Wall Street) mayoritas menguat setelah Presiden Joseph 'Joe' Biden, mengumumkan rencana proyek infrastruktur senilai US$ 2 triliun.

Penguatan Wall Street tentunya mengirim angin segar ke pasar Asia pagi ini.

Sementara itu dari dalam negeri, aktivitas manufaktur Indonesia meningkat tajam pada Maret 2021. Bahkan peningkatannya hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Aktivitas manufaktur, dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI), berada di 53,2 pada Maret 2021. Naik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit yaitu sejak April 2011.

Data tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi masih terus berjalan, dan bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial.

Secara teknikal, IHSG setelah bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50), kini malah melewati MA 100. Artinya tekanan turun semakin besar.

Indikator stochastic pada grafik harian berada di dekat wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam stochastic berada di wilayah oversold yang membuka peluang rebound.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.030 menjadi support terdekat, jika bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat ke kisaran 6.110. Penembusan ke atas level tersebut berpeluang membawa IHSG menuju 6.150.

 Sementara jika support ditembus IHSG berisiko merosot ke level psikologis 6.000. Patut diwaspadai penurunan lebih dalam jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Belum Bosan Cetak Cuan, Begini Respons Pelaku Pasar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular