6 Hari Melesat Nyaris 8%, IHSG Masih Punya Tenaga Menguat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 November 2020 08:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli menjadi 6 hari beruntun setelah menguat 0,86% pada perdagangan Rabu kemarin. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 1,40 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,3 triliun.

Total penguatan IHSG dalam 6 hari perdagangan kini mencapai 7,86%.

Penguatan IHSG masih ditopang oleh kabar vaksin corona dari Pfizer. Bursa kebanggaan Tanah Air ini bahkan mampu tetap menguat meski data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan penjualan ritel di bulan September masih mengalami kontraksi 8,7% year-on-year (YoY). Meski membaik dari bulan sebelumnya kontraksi 9,2% YoY, tetapi penjualan ritel Indonesia sudah mengalami kontraksi dalam 10 bulan beruntun.

"Perbaikan penjualan eceran terjadi pada sebagian besar kelompok komoditas yang dipantau seperti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tercatat tumbuh positif dalam dua bulan terakhir, serta perbaikan pada sub Kelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," tulis keterangan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Rabu (11/11/2020).

Akan tetapi, BI memperkirakan penjualan ritel kembali mengendur pada Oktober 2020 dengan pertumbuhan -10% YoY.

Sementara pada hari ini, Kamis (12/11/2020), peluang IHSG melanjutkan reli masih terbuka cukup lebar melihat bursa saham Amerika Serikat (AS) yang mayoritas menguat, dan beberapa bursa utama Asia yang sudah dibuka pagi ini.

Secara teknikal, IHSG berhasil melewati level 5.458 yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Dengan penembusan ke atas level tersebut, momentum penguatan IHSG menjadi bertambah.

Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Bursa kebanggaan Tanah Air ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).

Namun indikator stochastic pada grafik harian dan 1 jam sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya, ada risiko IHSG akan terkoreksi. Support terdekat berada di kisaran 5.500 hingga 5.490, jika dilewati IHSG berisiko terkoreksi ke 5.458 (Fib. Retracement 61,8%). IHSG berisiko turun lebih dalam jika level tersebut juga dilewati.

Sementara selama mampu bertahan di atas 5.500, IHSG berpeluang menguat ke area 5.540. Target penguatan selanjutnya di 5.580.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular