Analisis

Terungkap! Begini Kinerja Saham-saham Investasi BP Jamsostek

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
01 April 2021 10:40
Dok: BP Jamsostek
Foto: Dok: BP Jamsostek

Sebagai catatan, sampai akhir 2019, BP Jamsostek mengoleksi 27 saham, yang terdiri dari 13 saham pihak berelasi alias BUMN dan 14 saham pihak ketiga atau swasta.

Dari total 27 saham tersebut, tercatat 22 saham menghuni indeks 'elit' LQ45, sementara 5 sisanya hanya sempat masuk alias sudah 'cabut' dari indeks tersebut.

Saham produsen baja pelat merah KRAS dan emiten sawit Grup Salim SIMP sudah terlempar dari LQ45 sejak Agustus 2012.

Sementara duo emiten sawit lainnya, AALI dan LSIP, sudah ditendang sejak Februari 2018. Selain itu, saham emiten timah dan nikel pelat merah, TINS, sudah keluar sejak Februari 2013.

Lantas, bagaimana dengan kinerja indeks LQ45, yang menjadi tempat 'nangkring' mayoritas saham-saham BP Jamsostek?

Meski secara year to date (YTD) ambles 5,83%, tetapi dalam setahun belakangan LQ45 sudah tumbuh 1,12%. Pertumbuhan ini memang masih di bawah IHSG yang sudah naik 9,77% dalam satu tahun terakhir.

Informasi saja, LQ45 adalah indeks pasar saham di bursa yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu di antaranya, termasuk dalam 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir, nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir.

Soal Rencana Pengurangan Investasi di Saham dan Reksa Dana

Sebelumnya, BP Jamsostek berencana untuk mengurangi investasi di saham dan reksa dana, lantaran kedua jenis investasi ini menjadi penyebab dana program Jaminan Hari Tua (JHT) terus mengalami defisit.

Langkah ini dilakukan dalam rangka Asset Liabilities Matching (ALMA) JHT tersebut.

Menurut Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo, porsi dana investasi JHT di saham dan reksadana mencapai 23,9%, sehingga saat terjadi kontraksi di pasar saham maka berimbas ke keuangan BPJS.

"Dari dana JHT yang kita miliki ada 23% dana kita kelola di instrumen saham dan reksadana. Ini sebabkan salah satunya dana JHT rasio tidak 100%, karena ada pergerakan harga di market sejak 2017," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (30/3/2021).

Menurutnya, sejak Desember 2017, Rasio Kecukupan Dana (RKD) program JHT terus mengalami penurunan. Ini disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan yang juga menurun.

Ada tiga strategi yang disampaikan BP Jamsostek di hadapan para anggota Komisi IX DPR RI. Pertama, strategi investasi dengan melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi dan investasi langsung sehingga bobot instrumen saham dan reksa dana semakin kecil.

Kedua, melakukan koordinasi intensif terutama dengan emiten yang memiliki kontribusi unrealized loss dalam portofolio saham untuk mengetahui strategi emiten.

Ketiga, menerapkan metode hasil pengembangan yang memperhatikan kesehatan keuangan dengan tetap memastikan hasil pengembangan di atas suku bunga yang jamin Undang-Undang.

Sebagai informasi, hingga akhir Februari 2021, total dana kelolaan BP Jamsostek mencapai Rp 489,89 triliun.

Sementara, per 2019, realisasi hasil investasi BP Jamsostek untuk program JHT mencapai Rp 21,21 triliun dengan komposisi 72,76% dari total realisasi invesiasi. Angka tersebut tumbuh 1,95% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 20,81 triliun.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular