Saham Big Cap Rontok 5 Tahun Terakhir, Ini Penyebabnya

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
29 March 2021 12:13
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beberapa saham big cap dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung stagnan bahkan ada yang terkoreksi. Ada sejumlah faktor yang membuat saham-saham big cap dari sektor tertentu tersebut tak bertumbuh atau malah terkoreksi.

Saham-saham big cap seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVER), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk, PT Astra International Tbk (ASII) dalam lima tahun terakhir tercatat tak bertumbuh atau bahkan terkoreksi.

Namun demikian ada beberapa saham big cap yang membukukan kinerja positif, dan berpotensi terus menguat karena momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Big cap tergantung sektor. Yang menarik adalah perbankan. Saya berfikir BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk), BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk) menarik untuk dikoleksi. Karena ekonomi Indonesia terus tumbuh. Ini membuat pertumbuhan lending pertumbuhan positif, membuat laba cenderung naik," ujar Head of Research Mirae Sekuritas, Hariyanto Wijaya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (26/3/2021).

Selain saham bank, saham ritel PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) juga layak diperhatikan. Menurut Hariyanto penjualan MAPI tak tidak begitu terganggu karena target pasar kalangan menegah atas.

Meski keberadaan e-commerce makin merajalela, nyatanya hal ini bukan menjadi ancaman yang serius. Hal ini karena perusahaan tersebut memiliki brand loyalty yang kuat.

"PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) e-commerce belum menjadi gangguan. Karena pelanggan cenderung loyal. Jangka Panjang saya masih suka MAPI. Dampak dari e-commerce middle seperti matahari, brand loyalty mereka juga kurang," pungkasnya.

Untuk saham GGRM dan HMSP, lanjut Hariyanto, mengalami penurunan karena ada kenaikan cukai rokok, yang berdampak signifikan pada sektor konsumer ini.

"Polanya, kenaikan cukai lebih besar dari UMR membuat daya beli masyarakat membeli rokok kurang. Volume penjualan turun, laba bersih turun," pungkasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Alasan Pemerintah Naikkan Cukai, Picu Saham Rokok Rontok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular