Kompak! Saham HMSP & GGRM Diobral Asing, Benar Sudah Sunset?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 March 2021 15:37
Kolase/ Foto 5 Perusahaan Rokok Terbesar/Aristya Rahadian
Foto: Kolase/ Foto 5 Perusahaan Rokok Terbesar

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham emiten rokok raksasa kompak ambles ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/3/2021). Pelemahan kedua saham ini diwarnai aksi jual bersih oleh asing.

Kedua saham tersebut ialah PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) dan PT Gudang Garam (GGRM).

Saham HMSP anjlok ke 3,51% ke Rp 1.375/saham. Nilai transaksi saham produsen brand rokok Sampoerna U-Mild ini sebesar Rp 3,51%

Dengan demikian, seusai data BEI, sudah 3 hari saham anak usaha Philip Morris Indonesia ini berkubang di zona merah.

Asing juga tercatat keluar dari HMSP dengan catatan jual bersih Rp 4,61 miliar.

Dalam sepekan, saham perusahaan yang berdiri pada 1913 ini terkoreksi 3,17%, sementara dalam sebulan naik tipis 0,73%. Adapun secara year to date (YTD) anjlok 27,82%.

Sebelumnya, pada Rabu (23/3), dalam laporan keuangan yang diterbitkan di website BEI, manajemen HMSP melaporkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 8,58 triliun.

Nilai tersebut turun sebesar 37,95% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 13,72 triliun. Penurunan laba bersih menyebabkan laba per saham dasar perseroan turun menjadi Rp 74 per saham dari sebelumnya Rp 118 per saham.

Penyebab penurunan laba bersih tersebut adalah menurunnya penjualan bersih HMSP sebesar 13,2% menjadi Rp 92,42 triliun dari sebelumnya Rp 106,55 triliun.

Menurut catatan atas laporan keuangan perusahaan, dampak negatif ekonomi akibat dari Covid-19 dan adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dari pemerintah telah menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan perubahan prioritas belanja konsumen.

"...[Sehingga] juga berdampak pada penurunan volume industri rokok dan perubahan preferensi konsumen rokok ke produk-produk yang lebih terjangkau harganya di Indonesia," jelas manajemen HMSP.

Setali tiga uang, saham GGRM juga anjlok 2,58% ke Rp 35.825/saham. Nilai transaksi saham produsen brand rokok GG Mild ini sebesar Rp 94,35 miliar.

Pelemahan GGRM dibayangi aksi jual asing sebesar Rp 16,87 miliar.

Dengan koreksi ini, saham GGRM tercatat sudah merosot 1,31% dalam sepekan. Sementara, dalam sebulan turun 1,98%. Tidak hanya itu, secara year to date (YTD) pun saham perusahaan yang berdiri sejak 1958 ini anjlok sudah 35,16%.

Tercatat dalam tahun-tahun terakhir, GGRM hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun tanpa adanya pertumbuhan yang berarti.

Selain itu, 'dewi fortuna' memang akhir-akhir ini belum berpihak pada GGRM. Bayangkan saja, dari posisi tertingginya di awal tahun 2019 di harga Rp 100.975/unit, GGRM sudah anjlok parah 62,58% ke posisi penutupan perdagangan kemarin di level Rp 37.775/unit.

Bahkan terbaru karena 'ogah' membagi dividen, GGRM juga didepak dari indeks saham IDX High Dividend yang merupakan indeks dengan saham yang rutin membagikan dividen dalam beberapa tahun terakhir dalam jumlah besar.

Hal inilah yang tampaknya menyebabkan manajemen GGRM mulai membenahi diri dan merambah ke sektor non rokok, yakni mulai berinvestasi sektor infrastruktur seperti jalan tol dan bandar udara alias airport.

Namun sebelum GGRM merambah ke sektor infrastruktur jalan tol dan bandara, perseroan ternyata sudah memiliki beberapa usaha lainnya yang tentunya diluar dari usaha terkait rokok.

Adapun sektor usaha lainnya yakni seperti industri kertas, jasa hiburan, perusahaan maskapai, dan usaha objek wisata.

Baru-baru ini anak usaha GGRM dibidang konstruksi, PT Surya Kerta Agung berencana untuk membangun tol ruas Kediri-Tulungagung.

Adapun untuk pengelolaan Bandara Kediri, yang juga tengah dibangun oleh perseroan juga dikelola oleh anak usaha GGRM, yakni PT Surya Dhoho Investama.

Selain pengelolaan bandara dan tol, ternyata GGRM juga mempunyai perusahaan maskapai (pengelolaan transportasi udara). Melalui PT Surya Air, perusahaan anak usaha GGRM yang didirikan pada tahun 2010 ini menjalankan usaha penyewaan helikopter.

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar 10 Perusahaan Rokok Terbesar Dunia, Ada dari RI Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular