
Wow! Permintaan Rokok Naik, Lirik HMSP & GGRM Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan rokok rupanya mulai mengalami peningkatan. Berdasarkan riset dari Mandiri Sekuritas (Mansek) permintaan rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dalam penjualan grosir secara bulanan atau month-on-month (MoM).
Dalam riset ini, Mandiri Sekuritas juga memaparkan permintaan rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) sedikit mengungguli sigaret kretek tangan (SKT).
Dalam riset tersebut Mansek menyebutkan HMSP akan melanjutkan strategi mereka untuk memperkuat segmen SKT dengan meluncurkan edisi terbatas Dji Sam Soe 12.
Informasi saja, Dji Sam Soe adalah produk SKT andalan HM Sampoerna. Divisi SKT sendiri menyumbang 23% dari total penjualan bersih perusahaan sepanjang tahun lalu, di bawah SKM yang sebesar 66,25%.
Adapun saluran grosir Mandiri Sekuritas, menunjukkan peningkatan permintaan rokok milik HMSP, dengan permintaan SKM sedikit di atas SKT.
"[Ini] mengingat mobilitas yang lebih tinggi di wilayah penjualan mereka [HMSP]," tulis Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dan Riyanto Hartanto dalam risetnya, Senin (29/3/2021).
Berdasarkan pengamatan Mansek, vaksinasi yang mulai dilaksanakan seiring kasus baru Covid-19 yang lebih rendah dalam beberapa minggu terakhir ikut membantu permintaan rokok buatan HMSP.
Sementara itu, sang pesaing PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menaikkan harga jual yang kedua kali pada tahun ini yang akan efektif pada 5 April 2021. Adapun rata-rata kenaikan 2,1% di 10 SKU (stock-keeping units).
Sebelumnya, distributor GGRM, PT Surya Madistrindo, memberi tahu pihak pedagang grosir perusahaan pada Jumat (26/3) terkait kenaikan harga ex-factory (harga pokok penjualan barang dari pabrik penjual) yang akan berlangsung pada 5 April mendatang.
Menurut Adrian dan Riyanto, penyesuaian tersebut menandai kenaikan harga yang kedua GGRM setelah pengumuman tarif cukai pada 2021 dan kenaikan yang ke 13 sejak November 2019.
Rata-rata kenaikan harga tersebut sebesar 2,1% di 10 SKU (sekitar pertengahan 70-an volume mix) dalam produk SKM dan SKT premium GGRM.
Lebih rinci, brand Surya Coklat 16 naik 2,3%, Surya Coklat 12 menjadi 2,1%, Surya Merah 12 menjadi 2,1%, Surya Merah 50 naik 1,5%.
Kemudian, International 12 menjadi 2,1%, International 50 menjadi 1,5%, GG Mild 16 menjadi 2,5%, Surya Exclusive 16 naik 3,6%, GG Signature 12 menjadi 1,6%, dan GG Merah menjadi 1,7%.
Selain itu, skala kenaikan harga ini cukup besar, dengan kenaikan bobot volume sebesar 1,5%.
Mandiri Sekuritas mencatat, sepanjang tahun lalu, GGRM hanya menaikkan harga jual Surya Coklat dan GG Merah sebesar 2-9%.
Kenaikan harga di atas akan menaikkan harga jual keduanya hingga total pass through sebesar 4-12%.
"Kira-kira [ini] setara dengan sekitar 18-36% dari yang dibutuhkan c.26-32% dari kenaikan harga untuk sepenuhnya menetralisir gabungan antara kenaikan tarif cukai tahun 2020 dan 2021, tembakau pajak, dan PPN [pajak pertambahan nilai]," jelas Mandiri Sekuritas.
Di saat yang sama, Mandiri Sekuritas memperkirakan GGRM masih perlu menaikkan harga ex-factory mereka untuk brand PRO 16, PRO Mild, GG Mild 16, Signature Mild, dan GG Move masing-masing sebesar 5,8%, 5,8%, 2,3%, 4,9%, dan 8,6% sesuai peraturan harga jual eceran (HJE).
Demikian pula, PT Djarum juga menaikkan harga ex-factory perusahaan dengan rata-rata 3,4% di 23 SKU pada 16 Maret lalu, sementara PT Bentoel Internasional Investama (RMBA) menaikkan harga rata-rata sekitar 6,1% untuk Dunhill Mild dan Dunhill Filter pada 8 Maret.
Mandiri Sekuritas memberi rating overweight dalam risetnya untuk kedua raksasa rokok di atas, HMSP dan GGRM.
"Sementara valuasi untuk kedua saham tersebut memang mahal, meskipun angka EPS [earning per share/laba per saham] berkurang, normalisasi premi risiko harus terjadi ketika visibilitas EPS membaik," jelas Mandiri Sekuritas.
Kedua analis tersebut berpendapat, pemulihan harga kedua saham di atas membutuhkan visibilitas yang lebih kuat tentang pass-through cukai serta pemulihan volume.
"Yang menurut kami hanya akan lebih pasti pada 2Q21 [kuartal II 2021]/3Q21 [kuartal III 2021] seiring dengan percepatan kecepatan vaksinasi.
Broker yang berdiri pada 2000 silam ini merekomendasikan buy untuk HMSP dengan target harga Rp 1.750/saham. Setali tiga uang, Mandiri Sekuritas juga merekomendasikan buy GGRM dengan Rp 50.150/saham.
Sebagai infomrasi, pada hari ini (29/3), pukul 10.18 WIB, saham HMSP mencuat 1,82% ke Rp 1.400/saham. Adapun GGRM juga naik 1,73% ke Rp 36.725/saham.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Alasan Pemerintah Naikkan Cukai, Picu Saham Rokok Rontok