
The Party isn't Over Yet! Batu Bara ke US$ 100 & Saham Lompat

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham pertambangan batu bara kembali bergairah pada perdagangan Selasa (23/3/2021), setelah harga komoditas batu bara kembali ditutup melesat pada perdagangan Senin (22/3/2021) waktu setempat dan hampir menyentuh level US$ 100/ton.
Saham batu bara sendiri sempat bergerak melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, karena aksi jual investor. Namun pada perdagangan awal pekan ini, saham batu bara mulai kembali bergeliat sejalan dengan reli harga batu bara acuan dunia yang masih terjadi hingga kini.
Simak pergerakan saham batu bara pada perdagangan sesi I pukul 09:05 WIB hari ini.
Berdasarkan data dari RTI pada pukul 09:05 WIB, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) kembali menduduki posisi pertama penguatan saham batu bara pada perdagangan sesi I hari ini. Saham INDY sudah melesat hingga 4,76% ke level Rp 1.760/unit pada pukul 09:05 WIB pagi hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham INDY pagi ini telah mencapai Rp 26 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 15 juta lembar saham. Tercatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebanyak Rp 1,4 miliar di pasar reguler pada pagi hari ini.
Selanjutnya, di posisi kedua masih diduduki oleh saham batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga melesat 4,41% ke level Rp 71/unit pada perdagangan sesi I pagi hari ini.
Tercatat nilai transaksi BUMI sudah mencapai Rp 21 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 301 juta lembar saham. Sejalan dengan kenaikan sahamnya, asing tercatat membeli saham BUMI sebesar Rp 5,5 miliar di pasar reguler.
Berikutnya di posisi ketiga ada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang melesat 3,41% ke Rp 12.875/unit pada pagi hari ini.
Nilai transaksi ITMG sudah mencapai Rp 14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1 juta lembar saham. Seperti saham BUMI, asing juga tercatat mengoleksi saham ITMG sebanyak Rp 5,6 miliar di pasar reguler pada pagi hari ini.
Sedangkan penguatan paling minor dibukukan oleh saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang menguat 1,42% ke posisi Rp 5.350/unit pada perdagangan sesi I pukul 09:05 WIB.
Adapun nilai transaksi HRUM pagi ini mencapai Rp 2 miliar dan volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 387 ribu lembar saham. Tercatat asing membeli saham HRUM di pasar reguler sebanyak Rp 178 juta.
Berlanjutnya penguatan saham batu bara pada hari ini didorong oleh melesatnya harga komoditas batu bara pada penutupan perdagangan Senin kemarin waktu setempat.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga kontrak batu bara termal yang aktif diperdagangkan tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,9% menjadi US$ 98,4/ton.
Kenaikan harga batu bara termal akan memicu kenaikan top line perusahaan dengan menaikkan rata-rata harga jualnya (average selling price/ASP). Namun kenaikan ASP tidak selalu berkorelasi positif dengan membaiknya bottom line (laba).
Menguatnya harga batu bara biasanya dibarengi dengan naiknya harga minyak mentah. Keduanya memiliki korelasi yang positif mengingat sama-sama termasuk bahan bakar fosil.
Peningkatan laba operasional perusahaan akan sangat tergantung dari efisiensi biaya menambang dari perusahaan itu sendiri. Apabila perusahaan bisa menjaga rasio nisbah kupas tetap rendah sehingga cash cost tidak terlalu berubah maka peningkatan laba bisa terjadi.
Laba yang naik diharapkan bisa meningkatkan setoran dividen ke pemegang saham atau meningkatkan valuasinya sehingga bisa tercermin dari kenaikan harga sahamnya. Itu secara teoritis.
Namun bagaimana faktanya di lapangan? Apakah kenaikan harga batu bara juga selalu diikuti melesatnya harga saham emitennya? Sekilas apabila dilihat dari grafik pergerakan volatilitas harga jawabannya adalah 'ya'.
Naiknya harga batu bara diikuti dengan kenaikan harga saham emitennya. Harga batu bara seolah menjadi leading indicator bagi harga sahamnya.
Apabila dihitung menggunakan statistik korelasi Pearson, hubungan antara harga batu bara dan sahamnya sangat lemah karena jauh dari angka 1. Harga saham PTBA memiliki angka korelasi positif paling tinggi dengan pergerakan harga batu bara Newcastle.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serbu! Harga Saham Batu Bara Ijo Royo-royo, Komoditasnya Naik