Serbu! Harga Saham Batu Bara Ijo Royo-royo, Komoditasnya Naik

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 March 2021 09:45
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara pagi ini sepertinya sedang bergembira, pasalnya harga saham batu bara pada awal perdagangan sesi pertama Kamis (18/3/2021) pagi mulai bergeliat.

Menggeliatnya harga saham batu bara terjadi setelah harga batu bara acuan dunia kembali naik dan nyaris menyentuh level tertingginya di US$ 90.

Simak pergerakan saham batu bara pada awal perdagangan sesi I pukul 09:05 WIB hari ini.

Berdasarkan data dari RTI pada pukul 09:05 WIB, saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menduduki posisi pertama penguatan saham batu bara pada awal perdagangan sesi I hari ini. Saham DOID melesat 2,69% ke level Rp 382/unit pada pukul 09:05 WIB pagi hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham DOID pagi ini telah mencapai Rp 3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 9 juta lembar saham. Tercatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebanyak Rp 97,14 juta di pasar reguler pagi hari ini.

Selanjutnya, di posisi kedua terdapat saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang melesat 2,2% ke level Rp 5.100/unit pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Tercatat nilai transaksi HRUM sudah mencapai Rp 1 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 203 ribu lembar saham. Namun, asing malah melepas saham HRUM sebesar Rp 316,6 juta di pasar reguler.

Kenaikan saham batu bara juga terjadi di saham emiten Grup Bakrie sekaligus anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), di mana saham BRMS berhasil melesa 1,18% ke posisi Rp 86/unit pada pukul 09:05 WIB.

Nilai transaksi saham BRMS pagi ini mencapai Rp 54 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 634 juta lembar saham.

Namun untuk saham induknya, yakni BUMI tercatat flat di level Rp 60/unit pada pukul 09:05 WIB.

Sedangkan penguatan paling minor dibukukan oleh saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang menguat 0,81% ke posisi Rp 1.240/unit pada awal perdagangan sesi I pagi hari ini.

Adapun nilai transaksi ADRO sudah mencapai Rp 10 miliar pagi ini dan volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 8 juta lembar saham. Asing tercatat masuk di saham ADRO melalui pasar reguler sebesar Rp 4,1 miliar.

Bergeliatnya saham batu bara pagi ini diakibatkan oleh kenaikan harga batu bara acuan dunia pada perdagangan Rabu (17/3/2021) kemarin.

Sebelumnya, harga kontrak berjangka batu bara termal ICE Newcastle ditutup melesat 1,71% ke US$ 89,45/ton atau hampir mendekati level US$ 90/ton.

Kenaikan harga batu bara mengekor naiknya harga batu bara domestik China. Di pasar batu bara domestik Cina, harga spot Qinhuangdao 5500kcal FOB NAR naik untuk dua minggu berturut-turut minggu lalu.

Harga acuan spot batu bara dengan kalori 5.500 kcal naik 4,9% menjadi RMB 638/ton. Apresiasi tersebut membuat harga batu bara domestik China tetap di atas batas atas yang disebut 'zona hijau' sebesar RMB 500 - RMB 570 per ton.

Zona hijau adalah rentang sasaran harga informal yang ditetapkan oleh pihak berwenang yang bertujuan untuk memastikan profitabilitas produsen batu bara domestik marjinal serta produsen listrik.

Otoritas China telah mendorong peningkatan pasokan domestik untuk menurunkan harga yang melesat tajam, sementara pelonggaran kontrol impor (dengan pengecualian larangan impor batu bara Australia) juga telah disetujui sejak pertengahan Desember.

Hubungan Australia dengan China memang belum menemukan resolusi. Menurut kabar terbaru, Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkata setiap tindakan China untuk tidak mengimpor batu bara berkualitas tinggi asal Australia hanya akan mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak.

Hubungan antara Negeri Kanguru dan Negeri Panda yang belum akur sebenarnya akan menguntungkan untuk para penambang dan eksportir batu bara asal Indonesia mengingat China adalah mitra dagang utama RI.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Batu Bara Kena 'Gebuk', Saat Komoditasnya Naik Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular