Berlanjut, Saham Batu Batu Bara Diborong Investor

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 December 2021 09:31
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara kembali menguat pada awal perdagangan hari ini, Rabu (22/12/2021), di tengah tren kenaikan kontrak berjangka (futures) batu bara dalam beberapa hari belakangan.

Berikut kinerja saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.15 WIB.

  1. Golden Energy Mines (GEMS), saham +11,76%, ke Rp 6.650/saham

  2. Golden Eagle Energy (SMMT), +3,74%, ke Rp 222/saham

  3. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +2,96%, ke Rp 174/saham

  4. TBS Energi Utama (TOBA), +2,95%, ke Rp 1.220/saham

  5. Resource Alam Indonesia (KKGI), +2,24%, ke Rp 274/saham

  6. Bumi Resources (BUMI), +1,49%, ke Rp 68/saham

  7. Adaro Energy (ADRO), +1,42%, ke Rp 2.150/saham

  8. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,83%, ke Rp 3.630/saham

  9. Delta Dunia Makmur (DOID), +0,74%, ke Rp 274/saham

  10. Indika Energy (INDY), +0,63%, ke Rp 1.595/saham

  11. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +0,61%, ke Rp 20.525/saham

  12. Bukit Asam (PTBA), +0,37%, ke Rp 2.700/saham

  13. United Tractors (UNTR), +0,23%, ke Rp 22.075/saham

Menurut data di atas, saham GEMS melonjak paling tinggi sebesar 11,76% ke Rp 6.650/saham, melanjutkan kenaikan sejak 3 hari terakhir. Dalam seminggu saham GEMS melesat 24,88% dan dalam sebulan melejit 55,74%.

Kedua, saham SMMT yang terkerek naik 3,74% ke Rp 222/saham. Dalam sepekan saham SMMT menguat 2,80% dan dalam sebulan belakangan menanjak 11,11%.

Tidak ketinggalan, saham PKPK dan TOBA juga sama-sama terapresiasi 2,96% dan 2,95%.

Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Maklum, harga si batu hitam sudah melesat 10 hari beruntun.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 182,6/ton. Berkurang 0,3% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Koreksi ini membuat tren kenaikan harga batu bara terhenti. Sebelumnya, harga komoditas ini naik 10 hari tanpa terputus. Selama 10 hari tersebut, harga melonjak 28,04%.

Iming-iming cuan 28,04% sudah cukup untuk membuat pelaku pasar tergoda.

Selama setahun terakhir, harga batu bara membukukan kenaikan 115.59% secara point-to-point. Kenaikan harga batu bara berkontribusi positif terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pada 11 bulan pertama 2021, setoran pajak dari sektor ini meroket 59,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc). Pada Januari-November 2020, terjadi kontraksi hingga 43,5%.

"Pertambangan booming luar biasa," tegas Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.

Tidak hanya pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pun terdongkrak. Hingga 10 Desember 2021, tercatat PNBP sektor mineral dan batu bara (minerba) telah mencapai Rp 70,05 triliun. Realisasi ini sama dengan 179% dari target 2021 sebesar Rp 39,1 triliun.

Muhammad Wafid, Direktur Penerimaan Mineral dan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan bahwa penerimaan negara dari sektor ini menjadi rekor tertinggi sepanjang Indonesia merdeka. Prestasi ini dipicu oleh beberapa hal, utamanya memang karena lonjakan harga komoditas, terutama batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Gede! Harga Batu Bara Melejit Hingga 8% Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular