Indo Premier 'Didamprat' BEI, Ini Sepak Terjang & Kinerjanya!

chd, CNBC Indonesia
17 March 2021 09:38
Dok.IPOT
Foto: Dok.IPOT

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi teguran tertulis kepada PT Indo Premier Sekuritas, salah satu perusahaan Anggota Bursa (AB).

Sanksi tersebut diberikan karena berdasarkan hasil pemeriksaan Bursa tahun 2020, kegiatan transaksi margin Indo Premier Sekuritas belum sesuai dengan ketentuan umum dalam transaksi margin atau short selling.

"Dengan ini kami umumkan bahwa PT Bursa Efek Indonesia telah mengenakan sanksi Teguran Tertulis kepada PT Indo Premier Sekuritas," kata Direktur BEI Kristian Manullang, dalam surat edaran yang disampaikan otoritas bursa bernomor Peng-00010/BEI.ANG/02-2021 tersebut.

Hanya saja, Kristian belum bisa merinci lebih jauh apa saja kegiatan transaksi margin Indo Premier yang belum memenuhi ketentuan tersebut.

BEI juga sudah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait sanksi tertulis ini dan meminta agar Indo Premier segera menindaklanjuti hasil temuan bursa.

"[Mengenai] temuan yang belum sesuai, kami tidak dapat menjelaskannya karena sifatnya confindential. Kami sudah koordinasikan dengan OJK dan sudah kami jelaskan ke perusahaan untuk dapat ditindaklanjuti," kata Kristian kepada awak media, Selasa (16/3/2021).

Seperti diketahui, pada akhir Januari hingga awal Februari lalu, transaksi margin sempat heboh di kalangan pasar keuangan dalam negeri, di mana kehebohan transaksi margin tersebut pun sempat dituding jadi penyebab terpuruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Januari-awal Februari lalu.

Adapun margin trading adalah fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sekuritas bagi nasabahnya, yang memungkinkan para nasabah atau investor tersebut untuk membeli saham beberapa kali lipat, dari jumlah yang seharusnya didapat dengan dana yang tersedia.

Sementara itu, transaksi short selling atau jual kosong ialah transaksi yang berkebalikan dengan transaksi saham secara umum. Normalnya, investor membeli saham dengan harapan harganya kemudian naik sehingga ada keuntungan.

NEXT: Bagaimana kinerja Indo Premier?

Lantas bagaimana kinerja keuangan Indo Premier yang terkenal dengan aplikasi trading saham via IPOT ini?

 Indo Premier Sekuritas adalah perusahaan penyedia jasa keuangan terintegrasi di bidang pasar modal yang melayani klien individu maupun korporasi berdasarkan izin Badan Pengawas Pasar Modal atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor KEP-11/PM/PPE/1996.

Pada tahun 2002, founders dari IndoPremier membeli perusahaan efek ini dan kemudian dinamakan PT  Indo Premier Securities dan kemudian berubah menjadi PT Indo Premier Sekuritas pada tahun 2017.

Indo Premier Sekuritas masuk sebagai anggota bursa (AB), menjadi perusahaan manajer investasi dan perusahaan emisi efek (PPE). Belakangan sesuai dengan kebijakan otoritas pasar modal, bisnis MI dialihkan kepada anaknya, PT Indo Premier Investment Management (IPIM).

Khusus IPIM ini, fokus pada pengelolaan produk reksa dana non-konvensional seperti ETF alias exchange traded fund atau reksa dana yang bisa diperdagangkan di Bursa.

Adapun nilai modal kerja bersih yang disesuaikan (MKBD) Indo Premier Sekuritas per Februari 2021 sebesar Rp 577,72 miliar, berdasarkan data BEI.

Sementara itu untuk kinerja keuangan Indo Premier Sekuritas, dalam laporan keuangan perseroan per 30 September 2020, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 142,4 miliar, naik 3,5% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 137,5 triliun.

Pendapatan perseroan juga naik 9,2% menjadi Rp 363 triliun per 30 September 2020. Sedangkan Laba usaha perseroan turun 5,7% menjadi Rp 186,7 pada kuartal ketiga tahun 2020.

Dari posisi neraca, total liabilitas perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 1,64 triliun, naik 7,3% dari periode 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 1,62 triliun.

Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik 2,4% menjadi Rp 1,27 triliun. Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 naik 1,7% menjadi Rp 2,91 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular