Harga Saham Bisa di Bawah Gocap, Bakal Lebih Wajarkah?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 March 2021 17:09
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia telah mengakomodasi perusahaan skala kecil mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal melalui Papan Akselerasi.

Batasan harga saham emiten di Papan Akselerasi bahkan bisa di bawah Rp 50 per saham dan batasan harga terendahnya bisa sampai Rp 1 per saham. Sebagai informasi, ada tiga papan perdagangan yakni Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Akselerasi.

Berdasarkan lampiran keputusan direksi BEI Nomor Kep/BEI/2018 dijelaskan, Papan Akselerasi ini mengakomodasi perusahaan dengan aset skala kecil atau skala menengah untuk mencatatkan saham di BEI.

Aturan tersebut mengemukakan, harga saham pada saat pencatatan saham perdana paling sedikit sebesar Rp 50 per saham dengan jumlah pemegang saham paling sedikit 300 pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan bukan pengendali saham utama setelah penawaran umum dalam periode lima hari bursa paling kurang 2% dari jumlah modal disetor.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menjelaskan, memang pada saat pencatatan perdana harganya paling rendah sebesar Rp 50 per saham, tapi setelah ditransaksikan di bursa atau pasar sekunder harga terendahnya bisa sampai Rp 1 per saham.

"Jadi pas perdana minimal Rp 50 atau di atasnya, lalu setelah ditransaksikan jika harganya turun, bisa sampai Rp 1," kata Hasan Fawzi kepada CNBC Indonesia, Senin (16/3/2021).

Sebagai contoh saja, emiten yang bergerak di bisnis properti, akomodasi dan manajemen perhotelan, PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN) pada perdagangan kemarin berakhir di level Rp 44/saham, atau anjlok 8,33%.

Harga saham emiten yang dicatatkan di papan akselerasi tersebut berada di bawah batasan harga terendah di papan utama dan pengembangan yakni minimal Rp 50/saham.

PLAN resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 15 September 2020. Data BEI mencatat, pada perdagangan sore ini, sahamnya ditransaksikan Rp 2,50 miliar dengan volume perdagangan 55,26 juta saham.

Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 39,29 miliar. Dalam sepekan terakhir saham PLAN minus 30,16% dan sebulan terakhir anjlok 76%. Pada perdagangan Selasa ini (16/3), sahamnya naik 2,27% menjadi Rp 45/saham.

Sementara itu, tiga emiten lainnya yang sahamnya dicatatkan di Papan Akselerasi yakni emiten logistik PT Prima Global Logistik Tbk (PPGL), emiten furnitur PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA), dan PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO).

Saham PPGL pada perdagangan hari ini melemah 1,01% ke level Rp 98 per saham. Berikutnya saham SOFA hari ini sempat naik ke Rp 109 per saham namun kembali ke level Rp 100 per saham.

Sedangkan, emiten travel marketplace, PGJO harga sahamnya memang sempat naik ke level Rp 60 per saham namun sampai perdagangan berakhir, sahamnya kembali ke posisi Rp 55 per saham.

Analis PT Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, saham-saham di Papan Akselerasi volatiliasnya cenderung akan lebih tinggi namun harganya lebih terjangkau dibanding saham di Papan Utama maupun Papan Pengembangan.

"Pergerakan harga saham di papan akselerasi terlihat lebih volatil dengan likuiditas yang memadai," kata Nafan kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/3/2021).

Lalu, mengenai harga saham yang lebih wajar karena harganya bisa mencapai Rp 1 per saham, dia menilai, yang terpenting bagaimana saham emiten tersebut bisa mencerminkan kondisi yang riil di pasar.

Selain itu, untuk menentukan valuasinya, terdapat beberapa rasio fundamental yang bisa dijadikan acuan yakni seperti price to earnings/PE dan price to book value (PBV).

"Naik turunnya saham akan lebih dipengaruhi oleh berbagai sentimen," tandasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Impor Batu Bara RI, Saham Batu Bara Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular