
Kerja, Kerja, Kerja! Minggu Depan Banyak yang Kudu Diwaspadai

Sentimen ketiga, kali ini dari luar negeri, adalah rapat bulanan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang hasilnya akan diumumkan pada 18 Maret 2021 dini hari waktu Indonesia. Seperti BI, Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) pun kemungkinan tidak akan mengubah suku bunga acuan.
Mengutip CME FedWatch, probabilitas Federal Funds Rate bertahan di 0-0,25% pada bulan ini mencapai 100%. Pasar tidak melihat ada peluang perubahan sekecil apapun.
![]() |
Akan tetapi, pelaku pasar perlu mencermati arah kebijakan moneter ke depan. Investor perlu mencermati kata dan kalimat dari Ketua Jerome 'Jay' Powell soal kemungkinan pengetatan kebijakan moneter.
Pasalnya, pasar sudah berekspektasi laju inflasi AS bakal terakselerasi seiring permintaan yang terus membaik. Perlahan tetapi pasti, dampak pandemi virus corona di Negeri Paman Sam mulai mereda meski situasi belum sepenuhnya kembali ke masa pra-pandemi.
Ekspektasi percepatan laju inflasi kemudian tercemin dalam yield obligasi pemerintah AS. Sepanjang pekan ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melesat 8,1 basis poin (bps). Pada akhir pekan, yield instrumen itu berada di 1,635%, tertinggi sejak Februari 2020.
Namun sejauh ini Powell dan kolega belum melihat tanda-tanda inflasi bakal 'menggila'. Sebab walau ekonomi mulai pulih tetapi masih jauh dari kata kuat.
"Ekonomi kita masih jauh dari penciptaan lapangan kerja yang maksimal dan target inflasi. Sepertinya butuh waktu untuk mencapai kemajuan yang lebih berarti. Jalan menuju pemulihan ekonomi sangat bergantung kepada perkembangan pandemi dan upaya pencegahan penyebaran virus.
"Kebijakan moneter saat ini akomodatif dan akan tetap akomodatif. Setidaknya sampai ada tanda yang jelas bahwa kita sudah mencapai kemajuan yang signifikan, yang saat ini belum terlihat," papar Powell dalam sebuah forum di hadapan Komite Perbankan Senat, belum lama ini.
Oleh karena itu, pelaku pasar perlu mencari bukti tambahan untuk membenarkan ekspektasi percepatan laju inflasi, yang bisa mengubah arah kebijakan moneter menjadi mengetat. Jadi coba cermati kalimat yang mengandung kata pemulihan (recovery), lapangan kerja (job), inflasi, dan yield. Mungkin akan ada petunjuk yang lebih jelas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)