Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten BUMN nikel kompak terjerembab pada perdagangan Selasa kemarin (2/3/2021) seiring dengan aksi profit taking atau ambil untung dari investor mengingat secara year to date (tahun berjalan) saham-saham tersebut masih meroket.
Tiga saham yang dimaksud yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Sebanyak 20% saham INCO dipegang oleh MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum (Persero), induk usaha TINS, Antam, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Kendati demikian, emiten mineral lainnya non BUMN juga terkoreksi harga sahamnya, termasuk Harum Energy yang belakangan gencar melakukan akuisisi tambang nikel, termasuk di Australia.
Gerak Saham Nikel di BEI, Selasa (2/3)
1. Timah (TINS), saham -5,53% Rp 2.050, YTD +197%, net sell Rp 286 M
2. Antam (ANTM), saham -3,87% Rp 2.730, YTD +282%, net buy Rp 2,05 T
3. Vale Indonesia (INCO), saham -3,29% Rp 5.875, YTD +81%, net buy Rp 140 M
4. Harum Energy (HRUM), saham -3,15% Rp 6.150, YTD +366%, net sell Rp 118 M
5. Pelat Timah (NIKL), saham -1,09% Rp 1.355, YTD 146%, net sell Rp 11 M
6. Central Omega (DKFT), -0,54% Rp 183, YTD 56%, net buy Rp 5 M
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membawa kabar baik bagi investor, terutama pemilik saham emiten BUMN di bisnis nikel. Erick mengungkapkan kolaborasi perusahaan pelat merah dalam membentuk perusahaan raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia.
Tiga BUMN akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik tersebut. Tiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), Inalum dan PT Pertamina (Persero).
Ketiga BUMN ini akan menggandeng LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology atau CATL. Proyek ini juga akan melibatkan anak usaha MIND ID atau Inalum yakni ANTM dan TINS.
"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material. Kami diberi kepercayaan, dimana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," kata Erick dalam forum Economic Outlook 2021 yang digelar CNBC Indonesia, Kamis kemarin (25/2/2021).
Kementerian BUMN memang tengah membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
Perusahaan holding yang terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau Inalum, Aneka Tambang, Pertamina, dan PLN ini ditargetkan bakal terbentuk pada Semester 1 2021 ini.
NEXT: 'Rayuan' India
HindustanTimes pekan lalu memberitakan ketidakjelasan kabar masuknya Tesla ke India. Spekulasi ini terus berlanjut dalam beberapa hari setelah Ketua Menteri Karnataka, BS Yediyurappa mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi Tesla akan segera masuk ke India.
Karnataka adalah nama satu negara bagian India yang terletak di bagian barat daya. Pusat pemerintahannya berada di Bengaluru, kota yang dikenal sebagai pusat teknologi informasi India, sekaligus kota terbesar di sana.
Orang-orang yang mengetahui perkembangan tersebut mengatakan bahwa menteri utama India menandatangani pernyataan yang mengonfirmasi masuknya Tesla yang dikirim oleh Partai Bharatiya Janata (BJP). Wakil Presiden nasional PBJ saat ini dijabat BS Yediyurappa yang dipilih sejak Agustus 2014.
"Itu adalah pernyataan yang dikirim ke kantor kepala menteri oleh partai [BPJ]," kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, meminta namanya disamarkan, dilansir Hindustantimes.
Maksud dari pernyataan tersebut, kata orang-orang, sengaja untuk menunjukkan ketertarikan investor global terhadap Negeri Bollywood itu.
"Pejabat kami terus berhubungan dengan Tesla dan masih belum ada kesepakatan tentang rencana mereka meskipun kami telah menawarkan semua opsi dan bantuan yang tersedia," kata Jagadish Shettar, Menteri Karnataka untuk Industri Besar dan Menengah.
Pernyataan menteri utama menjadi berita utama secara global, menggembar-gemborkan usaha Tesla ke negara sub-benua itu sebagai peluang untuk memanfaatkan potensi sektor baterai listrik di India yang belum tersentuh.
Selain itu, India yang juga berharap kedatangan Tesla juga gencar mendekati pabrikan mobil Tesla milik miliarder Elon Musk itu.
Demi menggaet Tesla Inc, India siap menawarkan insentif untuk memastikan biaya produksi produsen mobil listrik akan lebih rendah daripada di China, jika Tesla berkomitmen untuk membuat kendaraan listriknya di sana.
Menteri transportasi Nitin Gadkari mengatakan promosi dilakukan beberapa minggu setelah Musk mendaftarkan sebuah perusahaan di India untuk memasuki negara itu, kemungkinan setelah pertengahan 2021.
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Tesla berencana untuk memulai dengan mengekspor dan menjual sedan listrik Model 3 di India.
"Daripada merakit (mobil) di India, mereka harus membuat seluruh produk di dalam negeri dengan menyewa vendor lokal. Kemudian kami dapat memberikan konsesi yang lebih tinggi," kata Gadkari kepada Reuters, tanpa memberikan detail tentang insentif apa yang akan ditawarkan.
"Pemerintah akan memastikan biaya produksi Tesla paling rendah jika dibandingkan dengan dunia, bahkan China, ketika mereka mulai memproduksi mobilnya di India. Itu akan kami jamin."
Gadkari mengatakan, selain menjadi pasar yang besar, India bisa menjadi pusat ekspor, terutama dengan sekitar 80% komponen baterai lithium-ion dibuat secara lokal sekarang.
"Saya pikir ini adalah situasi win-win untuk Tesla," kata Gadkari, menambahkan dia juga ingin terlibat dengan Tesla tentang membangun hyperloop berkecepatan sangat tinggi antara Delhi dan Mumbai.