
Kabar Gojek-Tokopedia IPO, Bos BEI: Kami Minta Listing di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyatakan telah berdiskusi dengan perusahaan e-commerce dengan valuasi di atas Rp 14 triliun atau unicorn agar bisa mencatatkan sahamnya di pasar modal domestik.
Hal ini disampaikan Inarno dalam forum MNC Group Investor Forum 2021 - Recovery Story after The Big Reset yang disiarkan secara daring. Inarno menyebut, pada prinsipnya, otoritas bursa juga mendukung dari sisi regulasi yang diperlukan agar perusahaan unicorn bisa melakukan penawaran umum perdana saham di dalam negeri.
"Kami telah berbicara dengan unicorn untuk mencatatkan saham di BEI, kami juga telah beberapa kali bertemu dengan mereka dan membicarakan tentang apa yang bisa kami dukung agar mereka dapat mencatatkan saham di BEI," ujar Inarno, Selasa (2/3/2021).
Salah satu kebijakan yang sudah dikeluarkan BEI adalah klasifikasi sektor baru yang di antaranya memasukkan sektor dan indeks teknologi melalui IDX-IC.
Tidak hanya itu, saat ini, BEI juga sedang mengkaji mengenai potensi Special Purpose Acquisition Company (SPAC) bisa listing di pasar modal Tanah Air. Pasalnya, saat ini belum ada regulasi yang mengatur baik OJK maupun BEI mengenai SPAC tersebut.
Aturan ini diharapkan bisa diterapkan pada tahun ini untuk menarik minat perusahaan e-commerce kelas kakap untuk listing di pasar modal domestik ketimbang harus mencatatkan sahamnya di bursa luar negeri.
SPAC merupakan sebuah perusahaan yang didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui IPO dengan tujuan melakukan merger, akuisisi, atau pembelian saham perusahaan terhadap satu atau lebih perusahaan.
Saat ini, penerapan SPAC sudah diterapkan di berbagai bursa global, salah satunya di Amerika Serikat.
Salah satu contoh transaksi IPO SPAC di Amerika serikat adalah Social Capital Hedosophia (IPOA) yang melakukan IPO pada tahun 2017 dan melakukan merger dengan perusahaan targetnya, yang merupakan perusahaan tertutup yakni, Virgin Galactic pada 2019.
Saat ini Virgin Galactic telah menjadi perusahaan tercatat di NYSE dengan kode saham SPCE.
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, BEI turut mengansitipasi mengenai potensi perusahaan e-commerce besar yang berminat menggalang dana melalui pasar modal. Saat ini, kajian tersebut sedang dilakukan oleh otoritas bursa dan nantinya akan dibahas bersama dengan OJK.
"SPAC kajiannya sedang kami lakukan dan sudah kami siapkan dan tentu nanti pada saatnya akan kami sampaikan dan kita bahas di tingkat OJK untuk dilihat kemungkinan dengan existing regulation dengan penyempurnaan peraturan baru yang mengatur ini," kata Hasan kepada awak media, Selasa (23/2/2021).
Hasan bahkan menyebut, peraturan ini seharusnya akan dieksekusi dalam waktu yang tak lagi terlalu lama setelah bursa juga belum lama ini memberlakukan sistem klasifikasi sektor baru yang di antaranya memasukkan indeks di teknologi melalui IDX-IC.
"Harus nih [tahun ini]. Visi kita ingin memastikan apa yang terjauh yang bisa lakukan untuk menyiapkan ini semua dan memang tidak dalam waktu lama. Kita tahu persis, ada momentum yang tidak boleh terlewatkan," ujar Hasan.
Sementara itu, Komisaris BEI, Pandu Sjahrir sebelumnya juga menyampaikan, memang sempat ada wacana perusahaan unicorn melakukan pencatatan saham dengan skema dual listing.
Pasalnya, dari sisi valuasi yang cukup besar, menghimpun dana sebesar US$ 2 miliar butuh serapan investor tak hanya di dalam negeri. Namun, kebijakan tersebut akan dikembalikan kepada masing-masing perusahaan.
"Itu pilihan masing masing perusahaan, ada pemikiran itu [skema dual listing]," ujarnya.
Namun, Pandu menilai, mengingat kedua e-commerce yang saat ini santer akan merger dan berpotensi IPO, yakni Gojek dan Tokopedia, dengan mencatatkan saham di dalam negeri akan lebih menguntungkan mereka, pasalnya bisnis utama Gojek dan Tokopedia dijalankan di tanah air.
"Market di sini siap, mekanisme sudah ada. jumlah investor sudah ada, valuasi yang pas dari sisi demand dan supply," ujar Pandu.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO Pede Mau Buyback Saham, Ternyata Ini Alasannya!
