
Jatuh 1% Lebih, Rupiah Sentuh Level Terlemah 2021

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar rupiah jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (26/2/2021), hingga menyentuh level terlemah di tahun ini.
Memburuknya sentimen pelaku pasar, kenaikan yield obligasi (Treasury) serta penguatan dolar AS memberikan pukulan telak bagi rupiah.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,07% ke Rp 14.090/US$. Tetapi kurang dari 1 jam rupiah sudah jeblok 0,85% ke RP 14.200/US$ dan tertahan di level tersebut nyaris sepanjang perdagangan.
Di menit-menit akhir perdagangan, rupiah makin memburuk hingga menutup hari ini di Rp 14.240/US$, jeblok 1,14% di pasar spot.
Level tersebut juga merupakan yang terlemah di tahun ini, jika melihat lebih ke belakang Rp 14.240/US$ merupakan penutupan terlemah sejak 5 November lalu.
Rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia hari ini. Mayoritas mata uang utama Asia memang melemah pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 15:09 WIB, hanya yen Jepang, peso Filipina, dan dolar Taiwan yang mampu menguat.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Buruknya sentimen pelaku pasar terlihat dari ambruknya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis waktu setempat, dan disusul bursa utama Asia pagi ini.
Indeks Dow Jones kemarin merosot 1,75%, S&P 500 -2,45%, Nasdaq bahkan jeblok 3,5% dan membukukan kinerja harian terburuk sejak Oktober tahun lalu.
Sementara itu dari Asia, indeks Shanghai Composite China dan Kospi Korea Selatan turun 2%, Hang Seng Hong Kong ambrol 3%, dan Nikkei Jepang yang paling parah, jeblok 3%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga merosot 0,7%, bahkan sebelumnya sempat lebih dari 1%.
Sebagai mata uang emerging market yang dianggap lebih berisiko, pergerakan rupiah sangat dipengaruhi sentimen pelaku pasar. Saat sentimen pelaku pasar memburuk maka aset-aset berisiko akan dihindari.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Yield Treasury Meroket, Indeks Dolar AS Menguat
