
Likuiditas Cukup, Indosat Setop Rilis Sisa Obligasi Rp 4,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas III (PUB III) Tahun 2019 dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 10 triliun.
Adapun, total PUB yang telah terealisasi sebesar Rp 5,38 triliun, sehingga seharusnya masih ada sisa penerbitan Rp 4,62 triliun lagi.
Sekretaris Perusahaan Indosat, Kharisman Yudha menyampaikan, keputusan perseroan tidak melanjutkan sisa penerbitan PUB tersebut karena pertimbangan kecukupan likuiditas.
"Dengan mempertimbangkan kecukupan likuiditas perseroan dan periode PUB III, maka Indosat tidak akan menerbitkan lagi sisa dana PUB III sebesar Rp 4,62 triliun," kata Kharisman Hudha, dalam siaran pers di laman keterbukaan informasi, Rabu (24/2/2021).
Secara rinci, realisasi PUB III sebesar Rp 5,38 triliun tersebut berasal dari PUB III Tahap I sebesar Rp 2 triliun yang terdiri atas penerbitan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dan sukuk ijarah senilai Rp 500 miliar.
Sedangkan, realisasi PUB III Tahap II sebesar Rp 3,38 triliun yang terdiri dari penerbitan obligasi senilai Rp 2,59 triliun dan sukuk ijarah senilai Rp 794 miliar.
Emiten bersandi ISAT ini, sebelumnya memang menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp 10 triliun untuk belanja modal dengan perincian Rp 7 triliun dari penerbitan obligasi dan Rp 3 triliun dari sukuk ijarah. Pada tahun ini, perseroan berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 8 triliun.
President Director dan CEO Indosat Ahmad Al-Neama mengatakan tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan dari berbagai aspek bagi perusahaan, termasuk adanya pandemi Covid-19. Namun pertumbuhan bisnis masih menjadi fokus perusahaan untuk tahun ini.
"Kami yakin pertumbuhan akan berlanjut ke 2021 dan akan lebih baik dari 2020. Namun dengan pertimbangan perbaikan perekonomian dan perkembangan kasus Covid-19. Kami optimis pertumbuhan akan sesuai dengan target margin EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] kisaran bawah level 40% dan capex Rp 8 triliun," kata Ahmad dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/2/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) Indosat Eyas Naif Assaf, mengatakan tahun ini perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sejalan dengan pertumbuhan industri. Adapun dari sisi guidance margin EBITDA perusahaan milik Ooredoo Qatar ini akan berada pada kisaran 44%-45%.
Untuk mendorong pertumbuhan ini, katanya, perusahaan akan mengalokasikan mayoritas dari capex yang telah dianggarkan untuk ekspansi agar perusahaan tersebut bertumbuh.
"Kami mengharapkan pendapatan kami tumbuh sejalan dengan pasar. Margin EBITDA kami masih akan di kisaran 40, di 2020 margin EBITDA kami mencapai 40,9%, kami berharap tahun ini bisa tumbuh 44%-45%," kata dia di kesempatan yang sama.
Dia menegaskan, peningkatan jaringan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung transformasi digital Indonesia yang sejalan dengan rencana ekonomi digital pemerintah Indonesia serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jor-joran Genjot Bisnis, Indosat Sudah Habis Rp 9,5 T di 2020