Jor-joran Genjot Bisnis, Indosat Sudah Habis Rp 9,5 T di 2020

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 January 2021 16:15
PE Indosat
Foto: Monica Wareza/CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Tbk (ISAT) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) di tahun lalu mencapai Rp 8,5 triliun-Rp 9,5 triliun.

Sepanjang tahun lalu, perusahaan berfokus untuk mempercepat perluasan jaringan 4G dengan menambah Base Transceiver Station (BTS).

Direktur dan Chief Operating Officer Indosat Vikram Sinha mengatakan alokasi perusahaan untuk belanja modal tahun lalu diperkirakan diserap sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.

Hingga saat ini perusahaan masih melakukan audit keuangan sehingga belum terlihat realisasinya secara detail.

"Untuk capex 2020 Rp 8,5 triliun-Rp 9,5 triliun dan masih inline dengan guideline yang ditetapkan," kata Vikram dalam paparan publik virtual, Selasa (12/1/2021).

Dalam bahan paparannya disebutkan bahwa sepanjang tahun lalu perusahaan menambah total 30.000 BTS 4G sehingga saat ini jumlahnya telah bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan meningkat 14% setiap kuartal.

Seiring dengan terus meluasnya jaringan 4G, telah terjadi penurunan jaringan 2G dan 3G dengan mengalokasikan lebih banyak spektrum dan infrastruktur dari jaringan 3G untuk jaringan 4G.

Perusahaan juga telah memiliki sebanyak 60.000 BTS dengan kemampuan 4G. Jumlah ini naik signifikan dari sebelumnya di akhir September 2019 yang sebanyak 29.300 BTS saja. Kenaikan ini terutama terjadi sepanjang 2020.

Persiapan Jaringan 5G

Vikram menyebut perusahaan juga aktif dalam berinvestasi untuk mempersiapkan jaringan 5G. Namun dia tidak menyebut secara spesifik berapa anggaran yang telah dihabiskan untuk investasi tersebut.

"5G sangat penting terutama enam kuartal terakhir alokasi capex untuk investasi pada jaringan. Kami merasa ini sangat penting untuk kesiapan jaringan 5G ke depan," jelas dia.

Tak hanya di perusahaan, Indosat juga bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan persiapan frekuensi dan spektrum untuk nantinya bisa digunakan oleh perusahaan telko.

"Timing bagi kami sangat penting karena ekosistemnya harus siap. Oleh karena itu kami terus bekerja dan berkomunikasi dengan regulator terkait roadmap-nya sehingga keuntungan 5G bisa dirasakan seluruh ekosistem," terangnya.

Sepanjang tahun lalu hingga September, perusahaan membukukan pendapatan Rp 20,6 triliun, naik 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan pendapatan tertinggi Indosat berasal dari pendapatan seluler sebesar 12,9% menjadi Rp 17 triliun year on year (YoY).

Selain itu, Indosat juga membukukan peningkatan Average Revenue per User (ARPU) menjadi Rp 31.700 dari sebelumnya Rp 27.800 pada kuartal ketiga 2019. Hal tersebut tercermin dari peningkatan penggunaan data sebesar 55% YoY.

ISAT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 436,15 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2020.

Capaian kerugian ini tercatat meningkat 60,75% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni rugi bersih sebesar Rp 284,59 miliar.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandemi, Pelanggan Indosat Naik Jadi 60,3 Juta di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular