Hebat! Di Kurs Tengah BI, Rupiah Terkuat Sejak Februari 2020

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 February 2021 10:18
dolar-Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun berjaya di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (16/2/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.875. Rupiah menguat 0,51% dibandingkan posisi hari sebelumnya dan berada di posisi terkuat sejak 25 Februari tahun lalu.

Sementara di pasar spot, rupiah pun bergairah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.875 di mana rupiah menguat 0,25%. Mata uang Ibu Pertiwi berada di posisi terkuat sejak 9 Juni 2020.

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun perkasa di hadapan dolar AS. Sejuh ini ini hanya peso Filipina yen Jepang yang melemah.

Pelemahan yen adalah tanda bahwa pelaku pasar sedang asyik berburu cuan tanpa mempedulikan risiko (risk-off). Sebab, yen adalah aset aman (safe haven asset) yang biasanya menguat saat ekonomi dipenuhi ketidakpastian. Jadi kalau yen melemah, tandanya sentimen positif sedang menaungi ekonomi dan pasar keuangan dunia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:08 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi dan Stimulus Dongkrak Optimisme

Harapan akan pemulihan ekonomi dunia merangsang minat pelaku pasar untuk berburu aset-aset berisiko. Program vaksinasi anti-virus corona terus berlanjut, melahirkan asa bahwa pandemi bisa segera diakhiri.

Seiring dengan vaksinasi yang dilakukan berbaga negara, laju pertumbuhan jumlah pasien positif virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) melandai. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 15 Februari 2021 adalah 108.579.352 orang. Bertambah 332.360 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Walau masih bertambah, tetapi laju pertumbuhan pasien melambat. Rata-rata penambahan pasien baru dalam 14 hari terakhir (2-15 Februari 2021) adalah 415.137 orang per hari. Jauh menurun dibandingkan rerata penambahan 14 hari sebelumnya yaitu 565.410 orang per hari.

Pandemi sepertinya semakin terkendali. Jika situasi terus membaik, maka 'keran' aktivitas dan mobilitas publik bisa semakin dibuka. 'Roda' ekonomi akan kembali berputar dan dunia bisa segera lepas dari jurang resesi.

Selain itu, pasar juga optimistis dengan perkembangan rencana stimulus fiskal di AS. Presiden Joseph 'Joe' Biden berencana menggelontorkan stimulus fiskal bernilai US$ 1,9 triliun. Stimulus ini sudah direstui oleh Kongres AS dan kemungkinan bisa cair bulan depan.

Biden sudah berkomunikasi dengan para pimpinan daerah untuk menyukseskan pelaksanaan stimulus. Sebab anggaran pemerintah pusat memang tidak ada artinya bila tidak dieksekusi dengan baik di tingkat daerah.

"Kami butuh dukungan dari negara bagian, terutama untuk menurunkan angka pengangguran. Mereka punya peran besar," ujar Biden kepada para jurnalis di Gedung Putih, sebagaimana diwartakan Reuters.

Salah satu kepala daerah yang berkomunikasi dengan Biden adalah Jeff Williams, Wali Kota Arlington (Negara Bagian Texas). Meski Williams berasal dari Partai Republik, berseberangan dengan Biden yang Demokrat, tetapi dukungan terhadap stimulus fiskal tetap diberikan.

"Kami sangat membutuhkan bantuan, sekarang kami sudah 'pincang'. Tidak peduli apakah Anda seorang Republikan atau Demokrat, stimulus fiskal adalah jalan terbaik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat," tegas Williams, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular